News
Jumat, 17 Desember 2010 - 10:48 WIB

Abu Bromo rusak 132 Ha lahan pertanian

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Lumajang–Abu vulkanik Gunung Bromo (2.392 mdpl) merusak sedikitnya 132 hektare lahan pertanian di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Kepala Dinas Pertanian Pemkab Lumajang, Imam Suryadi, Jumat (17/12), mengatakan abu vulkanik Bromo merusak lahan pertanian sebanyak 132 ha, dengan rincian kentang sebanyak 43 ha, lahan kubis sebanyak 50 ha, dan lahan sayuran sawi sebanyak 39 ha di Desa Argosari.

Advertisement

“Abu vulkanik menyebabkan daun tanaman kentang kering dan pertumbuhan tanaman sayuran lainnya tidak bisa maksimal, bahkan sebagian besar lahan pertanian itu tidak bisa dipanen,” tuturnya.

Menurut dia, rata-rata usia kentang di lahan pertanian warga Tengger di Desa Argosari berkisar 50-70 hari, sehingga pertumbuhan kentang terhambat oleh guyuran hujan abu vulkanik yang turun terus menerus.

“Kalau tanaman kentang itu berusia lebih dari 70 hari masih bisa diselamatkan dengan dipanen lebih dini, sedangkan kalau usianya di bawah 70 hari dipastikan gagal panen,” paparnya.

Advertisement

Ia menjelaskan, lahan pertanian sawi dan kubis dipastikan gagal panen karena abu vulkanik membuat daun sawi dan kubis membusuk, sehingga petani sayur di Desa Argosari merugi.

“Angin yang berhembus disertai abu vulkanik Bromo juga menyebabkan sebagian tanaman daun bawang patah, namun jumlahnya tidak terlalu banyak,” katanya menambahkan.

Petugas penyuluh lapangan Dinas Pertanian Lumajang, lanjut dia, masih melakukan pendataan secara berkesinambungan terkait dengan lahan pertanian yang terkena dampak abu vulkanik.

Advertisement

“Sejauh ini hanya lahan pertanian sayur di Desa Argosari yang rusak akibat abu Bromo, hingga menyebabkan gagal panen,” ucapnya.

Secara terpisah, Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Argosari, Martiam, membenarkan banyaknya lahan pertanian di desa setempat rusak akibat abu vulkanik Bromo yang mengandung belerang.

“Abu vulkanik itu, juga memengaruhi aktivitas warga Tengger yang sebagian besar adalah petani sayur di lereng Gunung Semeru dan Bromo. Warga memilih diam di rumah,” tuturnya, menjelaskan.

ant/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif