Jemaah kloter 11 Banjarmasin (BDJ) itu bahkan dinyatakan belum sempat ke Madinah.
Kepala Derah Kerja Madinah, Subakin Abdul Muthalib, menyatakan, pihaknya telah mendapatkan surat dari Kementerian Haji Arab Saudi cabang Madinah yang isinya menyatakan tentang meninggalnya Takeyanie.
Sebelumnya, Daker Madinah minta bantuan Kementerian Haji dan Kepolisian Madinah untuk menemukan Takeyanie.
Sebelumnya, Daker Madinah minta bantuan Kementerian Haji dan Kepolisian Madinah untuk menemukan Takeyanie.
“Yang bersangkutan meninggal di RS Annur, Makkah,” jelas Subakin seperti dilansir detikcom, Selasa (14/12).
Surat Kementerian Haji Madinah menyebutkan, Takeyanie tiba-tiba sakit saat akan naik bus yang akan membawanya ke Madinah, Rabu (1/12). Karena sakit, kakek berusia 62 tahun itu lalu dibawa ke RS Annur.
Sebelumnya, Ketua Kloter 11 BDJ Ahmad Hijazi, melaporkan Takeyanie terpisah dari kloternya usai melaksanakan Salat Isya di Masjid Nabawi, Sabtu (4/12) lalu.
Saat itu jemaah dengan paspor V202350 itu meninggalkan tiga kerabatnya yang sedang berbelanja di pertokoan di dekat hotelnya, Retaj Madinah.
Dua hari setelah hilang ia sempat menelepon keluarga di Indonesia dan mengatakan kalau dia hilang. Tapi kemudian teleponnya sudah tidak aktif.
Saat terakhir sebelum hilang Takeyanie memakai jaket hitam, celana hitam, peci hitam dan surban warna abu-abu yang dikalungkan di leher. Ia juga membawa tas paspor yang isinya ada uang sekitar Rp 15 juta.
Mengenai perbedaan keterangan dengan kloter yang menyebutkan Takeyanie sudah sempat ke Madinah, Subakin menyatakan akan melakukan klarifikasi kembali.
dtc/nad