News
Sabtu, 11 Desember 2010 - 15:45 WIB

Inilah pemicu polemik pembatasan BBM subsidi

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Polemik mengenai pembatasan BBM terus dipergunjingkan karena tidak terealisasinya pengawasan yang baik.

Menurut anggota Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, hampir setengah miliar penggunaan BBM bersubsidi adalah orang-orang elit. “Sementara, jumlah cadangan BBM kita sudah semakin berkurang dan kebutuhan nasional 1,4 juta per barel,” ujarnya, Sabtu (11/12).

Advertisement

Tulus menyatakan transportasi yang berhak menerima subsidi BBM adalah kendaraan umum, termasuk kendaraan roda dua dan bukan kendaraan pribadi. Dia menyampaikan 90% masyarakat Jakarta merupakan pengguna kendaraan pribadi. Ini disebutkan Tulus sebagai kota primitif karena tidak bisa memanfaatkan kendaraan umum yang seharusnya bisa dikembangkan agar kelak dapat mencegah negara menjadi negara yang tidak berkembang, khususnya dalam sektor perekonomian di bidang transportasi.

Hal senada disampaikan ekonom LIPI, Latief Adam. “Penggunaan subsidi merupakan suatu kebijakan pemerintah yang seharusnya digunakan untuk masyarakat yang tidak mampu. Namun, kenyataannya hak subsidi lebih didominasi oleh masyarakat elit,” tukasnya.

Menurutnya, penggunaan BBM bersubsidi per tahunnya sekitar 40 juta kilo Liter (KL), namun realitasnya penggunaannya bisa melebihi yang sudah ditetapkan. Memahami mengenai penggunaan bahan bakar minyak (BBM), menurut Latief Adam selalu terkesan politis. Hal ini tergambar dari respon pemerintah yang menurunkan konvensional-konvensional yang nantinya mengarah ke sistem politik.

Advertisement

inilah/rif

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif