News
Sabtu, 4 Desember 2010 - 12:28 WIB

Orang adat ngamuk, siswa SMP dibacok, anggota DPRD ditikam

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ambon–Entah apa yang membuat dua orang warga adat Suku terasing di Pulau Buru mengamuk tanpa alasan. Akibatnya, satu siswa SMP negeri 1 Kota Namlea, Sari Kao, 13, nyaris putus tangannya, saat menangkis sabetan parang warga adat itu yang datang tiba-tiba.

Aksi yang sama dan dilakukan orang berbeda juga terjadi di kediaman anggota DPRD Buru, Asis Hentihu. Ketua DPC PPP Kabupaten Buru ini bersimbah darah, setelah perutnya kena tikam salah seorang  warga adat.

Advertisement

Informasi yang dihimpun, awalnya Raja Kayeli, salah seorang raja di Pulau Buru, mengundang sekelompok suku terasing untuk memeriahkan pesta perkawinan anaknya, Sabtu (4/12). Suku terasing yang tidak bisa berbicara Bahasa Indonesia ini diundang untuk menarikan tarian cakalele. Tarian ini memang dilengkapi dengan senjata tajam dan tombak. Aksi ini berlangsung lancar dan sukses hingga usai perkawinan.

Persoalan muncul ketika warga suku terasing yang hidup di tengah hutan ini melancong ke Kota Namlea. Anehnya, di dalam kota, puluhan warga adat ini berjalan secara berkelompok maupun sendirian dengan memegang senjata tajam dan tombak dengan bebas.

Advertisement

Persoalan muncul ketika warga suku terasing yang hidup di tengah hutan ini melancong ke Kota Namlea. Anehnya, di dalam kota, puluhan warga adat ini berjalan secara berkelompok maupun sendirian dengan memegang senjata tajam dan tombak dengan bebas.

Salah seorang di antara mereka kemudian berpapasan dengan Sari Kao, Siswa SMP. Tanpa tedeng aling-aling, dia kemudian melayangkan parangnya ke arah Sari Kao, siswa SMP negeri 1 Namlea yang dibonceng sepeda motor. Beruntung Kao berusaha menangkis parang yang dilayangkan orang adat ini. Akibatnya, tangan kanannya mengalami luka robek cukup serius.

Melihat kejadian yang berlangsung di seputaran BTN Tatanggo Kota Namlea, warga langsung menghajar warga adat ini dengan berbagai peralatan seadanya hingga babak belur sebelum diamankan di Polsek Namlea yang berjarak sekitar 500 meter dari tempat kejadian.

Advertisement

“Polisi belum berhasil mengindentifikasi identitas pelaku lantaran yang bersangkutan tidak bisa berbahasa Indonesia,” ujar Kapolres Buru AKBP M Syarifudin.

Sedangkan korban dilarikan ke RSU Lala untuk memperoleh perawatan medis.

Di tempat terpisah, Asis Hentihu diserang salah seorang warga suku terasing di kediamannya, Kompleks Hotel Grand Sarah sekira pukul 17.00 WIT. Penikaman bermula ketika Hentihu dan istrinya yang sementara beristirahat di rumahnya itu tiba-tiba didatangi Hanaf Salet, 30, warga Desa Waelua, Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru.

Advertisement

Pelaku mendatangi rumah korban secara tiba-tiba menyerang korban dengan tombak yang dibawahnya dari rumah. Hentihu berusaha melawan seadanya, namun tiba-tiba dia dihujani tikaman dengan pisau kecil. Dia kemudian jatuh bersimbah darah. Melihat suaminya tak berdaya, Fadila langsung berteriak minta tolong.

Warga sekitar langsung membawa korban ke RSU Lala. Hingga kini korban masih dalam perawatan intensif. Sementara pelaku langsung diamankan di Polres Buru. “Pelaku sudah kita amankan,” tandas Kapolres.

Kapolres mengakui, polisi sudah menahan pelaku serta semua barang bukti yang digunakan. “Pelaku dan barang bukti sudah diamankan polisi,” kata Syarifudin.

Advertisement

Polisi juga telah memeriksa semua saksi baik yang mengetahui kejadian pembacokan siswa SMP maupun anggota DPRD Buru. “Keterangan dari sejumlah saksi yang mengetahui peristiwa itu semuanya sudah diambil guna diproses hukum,” jelas Kapolres.

dtc/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif