Masalah heater inilah yang diduga menjadi penyebab makanan basi yang menimpa kloter 55 Jakarta-Saudia (JKS).
Penanggung Jawab Operasional Dapur Haedari, Kusnadi, menjelaskan heater yang dipakai perusahaannya merupakan heater baru. Untuk operasional sebelumnya Haedari menggunakan heater lama.
“Kan baru datang heater baru ini. Jadi belum sempat memberikan pengarahan tentang penggunaan heater baru ini,” kata Kusnadi di perusahaan katering Haedari Madinah, Sabtu (4/12).
“Kan baru datang heater baru ini. Jadi belum sempat memberikan pengarahan tentang penggunaan heater baru ini,” kata Kusnadi di perusahaan katering Haedari Madinah, Sabtu (4/12).
Haedari sudah melakukan pengecekan terhadap heater yang dimilikinya dan hasil pengecekan semua dalam kondisi bagus. Dijelaskan Kusnadi, usia heater biasanya 2 tahun dan kemudian diremajakan kembali.
Dengan tidak adanya kerusakan pada heater, Kusnadi menilai masalahnya terletak pada pegawai yang mengoperasionalkannya. Kusnadi berjanji segera mengumpulkan petugas distribusi makanan di pemondokan untuk diberi pelatihan penggunaan
Dijelaskan Kusnadi, pada heater baru cara pengoperasioanalannya heater dihidupkan pada suhu sekitar 37 derajat celcius. Selanjutnya suhu akan naik sendiri dan akan mati bila suhu sudah terlalu panas. Untuk menghidupkannya lagi harus ditekan lagi tombol secara manual.
“Saya lupa memberikan pengarahan. Selanjutnya kita akan perbaiki,” tambah Kusnadi.
Haedari, Jumat (3/12) kemarin diketahui memberikan makanan basi untuk menu makan siang jemaah JKS 55. Data Sanitasi dan Surveilans Sektor IV, sekitar 133 boks makanan Haedari basi, nasi, sayur dan lauknya sudah berlendir dan bau. Haedari sudah mengganti makanan tersebut dengan makanan baru.
Menurut petugas Sansur Sektor IV, Desvita, Haedari langsung membagikan makanan pada jemaah tanpa mencolokkan heater terlebih dulu saat tiba di Hotel Retaj Alharam, tempat jemaah kloter JKS 55 menginap.
Selain itu petugas distribusi Haedari di hotel tersebut juga tidak tahu bagaimana cara menangani heater yang mati.
dtc/nad