News
Kamis, 2 Desember 2010 - 12:41 WIB

Relokasi korban longsor di Cilacap terancam molor

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Cilacap–Pelaksanaan relokasi bagi korban bencana tanah longsor di Kecamatan Karangpucung dan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terancam tidak tepat waktu akibat cuaca yang tidak menentu.

“Hingga saat ini progres pembangunan rumah di lahan relokasi bagi para korban longsor di dua kecamatan tersebut rata-rata 68 persen,” kata Kepala  Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Pertamanan (DCKKP) Kabupaten Cilacap, Ristyanto, di Cilacap, Kamis (2/12).

Advertisement

Dengan kondisi alam yang cukup berat dan cuaca tidak menentu, kata dia, pihaknya memprediksikan pembangunan permukiman tersebut mengalami keterlambatan dari target waktu penyelesaian pada 29 Desember 2010.

Oleh karena itu, lanjutnya, DCKKP berencana memperpanjang waktu pelaksanaan pembangunan permukiman di lahan relokasi tersebut.

Seperti yang diwartakan sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen pada Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Pertamanan (DCKKP) Kabupaten Cilacap, Kun Nasyitoh mengatakan, gangguan cuaca di Desa Pamulihan, Kecamatan Karangpucung dan Desa Karangsari, Kecamatan Cimanggu, sangat besar terutama hujan yang turun pada siang hari.

Advertisement

“Setelah jam dua siang di sini pasti hujan,” katanya.

Selain itu, kata dia, kondisi medan dan jalan yang rusak membuat angkutan material terganggu. Dalam hal ini, kemiringan jalan menuju Pamulihan dan Karangsari mencapai 15 derajat sehingga armada pengangkut material tidak bisa membawa muatan sesuai kapasitas.

Jika dipaksakan sesuai kapasitas, lanjutnya, kendaraan akan sulit melaju dan mudah oleng.
“Dengan demikian, material diangkut dengan cara estafet dari satu titik menuju titik berikutnya,” kata dia menjelaskan.

Advertisement

Terkait upaya untuk mengejar tenggat waktu pembangunan, dia mengatakan, pihaknya telah mengupayakan dengan menambah jumlah armada pengangkut material maupun tenaga yang membawanya.

Sementara itu, Kepala Desa Pamulihan Kusnan mengatakan, pihaknya berharap pembangunan rumah di lahan relokasi dapat terselesaikan secepatnya sehingga dapat segera digunakan oleh para warga korban longsor di Dusun Bunter, Desa Pamulihan, pada 1 Februari 2009 silam.

“Saat ini masih ada 15 keluarga yang bertahan di tenda pengungsian, sedangkan 48 keluarga lainnya memilih kembali ke rumah masing-masing karena sudah tidak betah di tenda pengungsian. Selain itu kondisi tenda sudah banyak yang bocor,” katanya.

ant/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif