News
Senin, 29 November 2010 - 15:39 WIB

KPAI ragukan data 51 % pelajar ngeseks di luar nikah

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Hadi Supeno, mempertanyakan data yang dihimpun Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bahwa 51 persen siswi di Jabodetabek melakukan hubungan seks pra-nikah.

Sebab, data riset yang dimiliki KPAI terkait penelitian yang sama tidak menunjukkan angka spektakuler seperti yang dilansir BKKBN.

Advertisement

“Saya meragukan metode surveinya. Kita punya tapi tidak setinggi itu. Kita tahu pergaulan bebas remaja kita relatif liberal, tapi kalau 51 persen terlalu,” kata Hadi.

Pernyataan tersebut disampaikannya usai mengikuti Pelatihan Guru se Jabodetabek yang digelar Lazuardi Biru, di Wisma LAN, Jl Administrasi II, Pejompongan, Jakarta Pusat, Senin (29/11).

Advertisement

Pernyataan tersebut disampaikannya usai mengikuti Pelatihan Guru se Jabodetabek yang digelar Lazuardi Biru, di Wisma LAN, Jl Administrasi II, Pejompongan, Jakarta Pusat, Senin (29/11).

“Kalau 51 persen berarti jika ada 10 anak berjalan 5 atau 6 anak sudah tidak perawan lagi. Saya ragukan itu,” imbuhnya.

Riset yang dilakukan KPAI di 12 kota di Indonesia tahun ini, tidak menunjukkan angka signifikan mengenai tingkat seks pra-nikah di kalangan pelajar di Indonesia. Survei tersebut melibatkan 2.800 responden pelajar laki-laki dan perempuan.

Advertisement

Meski demikian, Hadi meminta data yang digelontorkan BKKBN tersebut menjadi perhatian untuk kemudian ditindaklanjuti.

“Artinya ada sesuatu yang harus dilaksanakan negara untuk menyelamatkan generasi,” katanya.

Langkah kongkritnya, KPAI menawarkan pendidikan seks di kalangan pelajar. Pedidikan seputar organ tubuh, relasi atau hubungan lawan jenis, dan organ reproduksi.

Advertisement

“Pendidikan seks bukan berarti sosialisasi seks. Harus ada direction agar anak tidak terjebak dalam rimba raya pergaulan,” tegasnya.

“Mari jangan tabu memberikan pendidikan seks kepada anak-anaknya di rumah,” imbau Hadi.

Usulan mengenai pendidikan seks yang diintegralkan dengan pendidikan di sekolah? “Di rumah dulu saja dimulainya, di sekolah belum siap, karena nanti akan banyak pertanyaan muncul memakai kurikulum apa dan bagaimana,” ujarnya.

Advertisement

Di tempat sama, Deputi Gubernur DKI Jakarta Margani M Mustar, tidak yakin dengan data BKKBN tersebut.

“Saya enggak yakin dengan data itu. Pelajar kita masih mempunyai norma yang baik dan prinsip keagamaan mereka walaupun pengaruh global luar biasa,” ujar Margani.

dtc/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif