Lifestyle
Sabtu, 27 November 2010 - 14:47 WIB

Anak tak mau lihat mata orangtua pertanda emosional

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sydney–Perilaku anak yang emosional dan pemarah juga dapat dilihat dari pandangan matanya.

Studi menunjukkan bahwa anak yang sering menghindari kontak mata dengan orangtua merupakan pertanda anak agresif.

Advertisement

Penelitian dari University of New South Wales menemukan bahwa kontak mata pada anak dapat menunjukkan sifatnya.

Anak yang sering menghindari kontak mata dengan orangtua cenderung memiliki sifat agresif, emosional, pemarah dan antisosial.

Advertisement

Anak yang sering menghindari kontak mata dengan orangtua cenderung memiliki sifat agresif, emosional, pemarah dan antisosial.

Temuan ini bisa lebih menekankan pada orangtua tentang pentingnya kontak mata pada anak. Kontak mata bisa melambangkan kasih sayang orangtua yang dapat membantu perkembangan otak anak.

“Otak yang sehat dapat diketahui dari isyarat biologis tubuh dan sorotan mata kepada orang lain. Dan anak yang sering menghindari kontak mata cenderung lebih agresif,” kata Profesor Mark Dadds dari School of Psychology, University of New South Wales, Sydney, dilansir Medindia, Sabtu (27/11).

Advertisement

“Bila dibiarkan hingga dewasa, anak agresif bisa terlibat dengan tindakan yang lebih serius, seperti tindakan kekerasan, suka minum alkohol dan Narkoba, atau bahkan melakukan tindakan kriminal,” jelas Prof Dadds lebih lanjut.

Dalam penelitian ini, tim yang dipimpin Prof Dadds menggunakan perangkat pelacak mata dan kamera video untuk merekam berapa banyak kontak mata yang terjadi antara anak dan orangtua.

Subjek dalam penelitian ini adalah 100 anak Inggris dan Australia usia 16 tahun yang didiagnosa dengan Oppositional Defiant Disorder (ODD), yaitu gangguan anak suka melawan ditandai dengan memiliki kecenderungan untuk terus-menerus marah atau berdebat.

Advertisement

Hasilnya, anak dengan ODD lebih jarang melakukan kontak mata dengan orangtua ketimbang anak yang normal.

“Orangtua yang memiliki anak ODD sebaiknya harus menunjukkan strategi yang positif. Penelitian lain menunjukkan bahwa gaya, stabilitas dan kualitas pengasuhan memiliki dampak yang relatif kecil terhadap perkembangan anak ODD. Untuk itu, dokter, konselor dan ahli perkembangan anak dapat membantu mempelajari strategi khusus untuk mengatasi ODD,” saran Prof Dadds.

dtc/nad

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif