Soloraya
Kamis, 25 November 2010 - 01:39 WIB

Bayi dipisahkan dari pengungsi umum

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)--Puskesmas Prambanan membentuk pos pengungsian khusus bagi para bayi berusia 0-6 bulan beserta ibunya. Langkah tersebut dilakukan membentuk melindungi bayi-bayi pengungsian dari berbagai efek penyakit yang menular akibat rentannya kondisi bayi.

Kepala Puskemas Prambanan, Faesal Akhyar yang menggagas pos khusus tersebut semula mengaku sangat prihatin dengan banyaknya bayi pengungsian yang tertidur berjubel di lantai. Hal itu menurutnya bakal membuat kondisi kesehatan bayi sangat rentan terserang aneka penyakit.

Advertisement

“Misalkan, dekat dengan pengungsi dewasa yang berpenyakit, yang suka merokok, dan tak bisa menjaga kebersihan. Bayi akan rentan terserang,” katanya kepada Espos di sela-sela memberi penyuluhan kesehatan kepada pengungsi di Posko pengungsian Kebondalem Lor, Prambanan, Klaten, Rabu (24/11).

Saat ini, ia menjelaskan, pos pengungsian khusus yang disiapkan di Prambanan telah terisi 12 bayi berusia 0-6 bulan. Di pos tersebut, bukan hanya fasilitas bayi sehat yang tersedia, namun juga menyiapkan aneka menu untuk makanan sehat ibu menyusui.

“Tujuan pos pengungsi bayi ini kan menjaga kesehatan bayi dengan suplai ASI yang terjamin. Jadi, kesehatan ibunya harus terjaga dan ada ruangan khusus yang bisa dipakai untuk menyusui,” paparnya.

Advertisement

Sejumlah sarana bayi sehat itu antara lain kasur bayi, popok, serta bak mandi dengan air hangatnya. Di sisi lain, pihaknya juga menyiagakan sejumlah perawat dan dokter yang memahami betul tentang gizi sehat.

“Ibu-ibu menyusui akan dipantau menunya oleh dokter gizi. Sebab, kalau dicampur dengan pengungsi umum, makanannya sama semua yang bahkan pedas dan tak berkuah,” paparnya.

Bukan itu saja, Faesal bersama dokter Puskesmas lainnya, juga terus memantau dan mencegah masuknya susu formula ke pengungsian bayi. Semua itu, kata dia, demi penegakan Perda ASI yang terus dikampanyekan di Klaten.

Advertisement

“Semua susu formula yang mencoba dimasukkan ke pengungsian, langsung kami hentikan,” paparnya.

Kepala Dinas Kesehatan Klaten, dr Ronny Roekmito menambahkan, saat ini Klaten masih terdapat 70 bayi yang berada di pengungsian. Sedangkan jumlah Balita masih sebanyak 225 jiwa, ibu hamil 17 jiwa, ibu menyusui 70 jiwa, serta Lansia sebanyak 464 jiwa.

asa

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif