Soloraya
Jumat, 19 November 2010 - 01:55 WIB

Meski berkepribadian tertutup, Thoyib kerap nasehati warga

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Di sekitar kediaman Joko Daryono alias Thoyib,47, di Dusun Ngemplak RT 3/RW I, Desa Gentan, Kecamatan Baki, Sukoharjo,  yang ditangkap Tim Densus 88 Antoteror Mabes Polri, Kamis (18/11), dipenuhi ratusan warga. Rumah yang tertutup rapat dengan pagar dari bahan seng tersebut menjadi pusat perhatian warga sekitar yang penasaran atas tertangkapnya warga asal Kebumen, Jawa Tengah tersebut.

Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga tampak mengerubungi rumah milik bapak lima anak tersebut. Meski aktivitas yang dilakukan aparat Densus 88 di dalam rumah tak bisa dilihat secara jelas lantaran pagar rumah ditutup rapat akan tetapi ratusan warga itu tidak mau beranjak sedikit pun di lokasi yang biasa digunakan Thoyib untuk mengoperasikan usaha jual beli timbangan tersebut.

Advertisement

Saat kejadian itu, Atun, 31, pemilik warung kelontong yang jaraknya hanya sekitar 20 meter dari kediaman Thoyib ikut mengamati aktivitas aparat kepolisian yang mengenakan baju serba hitam tersebut. Atun tak menyangka, jika pria yang selama ini kerap bersikap ramah dengan warga sekitar ternyata diduga ikut terlibat jaringan terorisme.

Di mata Atun dan sejumlah tetangga, Thoyib yang hidup bersama istrinya bernama Elly, 40, serta kelima anak yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar tersebut merupakan keluarga yang taat beribadah. Sejak menempati rumahnya di Sukoharjo itu mulai sekitar dua tahun lalu, Thoyib rajin salat ke Mesjid Al Hikmah yang letaknya hanya beberapa langkah dari kediamannya.

Advertisement

Di mata Atun dan sejumlah tetangga, Thoyib yang hidup bersama istrinya bernama Elly, 40, serta kelima anak yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar tersebut merupakan keluarga yang taat beribadah. Sejak menempati rumahnya di Sukoharjo itu mulai sekitar dua tahun lalu, Thoyib rajin salat ke Mesjid Al Hikmah yang letaknya hanya beberapa langkah dari kediamannya.

“Pak Thoyib rajin salat lima waktu di mesjid. Kalau ketemu dengan orang, dia menyapa,” papar Atun yang mengaku selama ini Thoyib kerap mampir membeli es teh di warungnya.

Terakhir sebelum ditangkap aparat Densus 88 Kamis siang kemarin, Atun sempat melihat Thoyib salat isya’ di Mesjid Al Hikmah pada Rabu malam harinya. Atun mengatakan, sebelum Bulan Ramadan lalu, Thoyib kerap mengisi pengajian di mesjid tersebut. Namun, setelah sejak Bulan Puasa lalu, Thoyib mulai jarang mengisi ceramah lagi di masjid.

Advertisement

Di samping rajin beribadah, Thoyib dikenal sering menasehati warga yang suka minum-minuman keras dan berjudi. Tak jarang, Thoyib mendatangi langsung para pemuda yang suka bergerombol berjudi dan mabuk di pinggir jalan. Dia lalu memperingatkan kalau perbuatan yang mereka lakukan banyak mudaratnya.

Tapi tak sedikit pula tetangga Thoyib yang menilai juragan timbangan tersebut sebagai pria yang tertutup dan jarang bersosialisasi dengan masyarakat. Thoyib maupun isterinya jarang mengikuti acara di kampung tersebut. Marni, 55, yang rumahnya hanya berjarak 20 meter dari rumah Thoyib bahkan tidak mengetahui nama istri dan anak-anaknya.

“Kami tahunya kalau Pak Thoyib juragan timbangan. Kalau mengenai kepribadiannya bagaimana kami tidak tahu banyak. Soalnya orangnya jarang ke luar rumah, apalagi istrinya,” papar Marni.

Advertisement

Sehari-harinya, rumah Thoyib yang menghadap sebuah gang selebar dua meter dan berada di lokasi yang padat penduduk tersebut jarang terbuka. Meski pembeli timbangan dari berbagai kota kerap menyambangi rumah tersebut dengan menggunakan truk dan sejumlah mobil angkut lainnya, akan tetapi warga tidak terlalu banyak tahu perjalanan bisnis timbangan milik Thoyib.

Karyawan yang direkrut Thoyib di perusahaan timbangan tersebut sebagian besar juga bukan dari warga setempat. Satu-satunya warga Dusun Ngemplak, Desa Gentan yang menjadi karyawan Thoyib hanyalah Sugiman, 50. Sementara karyawan lainnya, tidak begitu dikenal warga sekitar.

Sebagai Ketua RT setempat, Sukirno mengatakan warga sekitar sebelumnya tidak mencium adanya dugaan keterlibatan Thoyib dalam jaringan terorisme. Tapi dia tak menampik, jika Amir Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba’asyir pernah sekali berkunjung ke kediaman Thoyib.

Advertisement

“Sekitar satu tahun lalu, kerabat Pak Thoyib ada yang meninggal dunia dan Abu Bakar Ba’asyir ikut melayat ke rumah ini,” terang Sukirno yang saat itu sibuk melayani pertanyaan dari puluhan wartawan dari berbagai media cetak, televisi dan elektonik.


hkt

Advertisement
Kata Kunci : PAN Sukoharjo Teroris
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif