Soloraya
Rabu, 17 November 2010 - 23:30 WIB

Jaringan irigasi Cengklik rusak parah

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)--Jaringan daerah irigasi (DI) Cengklik mengalami kerusakan parah mulai dari saluran primer sampai saluran tersier. Persoalan itu menjadi kendala peningkatan produkstivitas pertanian di Kecamatan Ngemplak dan sekitarnya.

Ketua Gabungan Paguyuban Petani Pengguna Air (GP3A) DI Cengklik, Samidi, menyebut kerusakan saluran berdampak pada terhambatnya kegiatan irigasi di lahan pertanian desa-desa di Ngemplak. Permasalahan itu juga sangat merugikan petani karena mengakibatkan kebocoran air hingga 50%.

Advertisement

“Kondisinya semua parah, merata. Selain rusak secara fisik, saluran juga tersumbat oleh timbunan sedimen akibat tingginya curah hujan. Sekarang meski mengalir, air yang hilang atau bocor sampai sekitar separuhnya,” ungkapnya saat ditemui Espos di rumahnya di Desa Dibal Rabu (17/11).

Samidi memaparkan panjang saluran primer dan sekunder di DI Cengklik mencapai 60 kilometer (km), terbagi  atas saluran primer 10 Km dan saluran sekunder 50 Km. Sedangkan saluran tersier yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten dan desa, panjangnya mencapai ratusan Km.

Dikemukakan, untuk meningkatkan produktivitas pertanian, selain ketersediaan air yang memadai dan petugas profesional, keberadaan sarana prasarana irigasi yang baik mutlak diperlukan. Apalagi untuk Kecamatan Ngemplak yang dikenal sebagai lumbung pangan penting bagi Kabupaten Boyolali.

Advertisement

Mengingat kondisi saluran irigasi di DI Cengklik yang demikian memrihatinkan, Samidi berharap rencana normalisasi Cengklik Kiri betul-betul dilaksanakan tahun 2011. Tujuannya agar budi daya pertanian setempat semakin optimal. Menurutnya kegiatan itu dianggarkan berbiaya Rp 1,7 miliar.

try

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Irigasi Cengklik
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif