News
Selasa, 16 November 2010 - 13:03 WIB

Kabareskrim selidiki dugaan Gayus bertemu pihak tertentu di Bali

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Banyak rumor terkait kepergian Gayus Tambunan ke Bali. Mulai dari sekadar liburan hingga bertemu pengusaha dan tokoh politik terkait kasus pajak.

Menyikapi ini Mabes Polri tidak mau berspekulasi. Penyelidikan masih dilakukan.

Advertisement

“Saya kira namanya isu-isu yang berkembang harus kita buktikan, jangan hanya informasi atau pun isu,” kata Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Ito Sumardi di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Selasa (16/11).

Pihak kepolisian pun masih mengorek keterangan dari Gayus, apakah benar dia bertemu seseorang di Bali atau memang sekadar liburan.

“Ya sudah kita lakukan. Kita sudah lakukan sejak dia diperiksa. Bagaimana prosesnya, bertemu dengan siapa. Kalau enggak bertemu masak harus dibilang bertemu,” tambahnya.

Advertisement

Sebelumnya, dalam persidangan di PN Jakarta Selatan, Gayus mengatakan keluarnya dia dari rutan karena ikut-ikutan. Sebab menurut dia, seluruh penghuni rutan yang berjumlah lima orang juga keluar masuk rutan. Eks Pegawai Direktorat Jenderal (Ditjen Pajak) itu mengaku stres.

“Dari zaman saya di Mako Brimob, ada lima tahanan, semua keluar. Saya hanya ikut, saya hanya ingin refreshing, saya stres, Bu,” kata Gayus dalam persidangan yang digelar Senin (15/11).

Gayus Tambunan disebut-sebut 68 kali keluar masuk rutan sejak Juli 2010. Dia menggelontorkan Rp 368 juta untuk fasilitas itu. Mabes Polri menyebutnya sebagai penyuapan sehingga Gayus pun ditetapkan sebagai tersangka. Sementara, berdasar keterangan Gayus, keluar masuk sel merupakan “tradisi” di rutan dengan menyetor sejumlah fulus.

Advertisement

“Kondisinya memang begitu,” ujar Gayus.

Menurut Berlin Pandiangan, pengacara Kompol Iwan Siswanto (eks Karutan Brimob yang kini jadi tersangka penyuapan), Komjen Susno Duadji dan Kombes Wiliardi Wizar yang ditahan di tempat yang sama juga menyetor uang masing-masing Rp 10 juta kepada Iwan dan anak buah.

Namun dia menyebut uang itu bukan “suap” melainkan sebagai bentuk rasa iba atas istri Iwan yang menderita sakit. Sedangkan untuk uang dari Gayus, disebut sebagai suap.

dtc/nad

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif