News
Minggu, 14 November 2010 - 15:32 WIB

Din: Perbedaan Hari Raya Idul Adha tidak perlu dibesarkan

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Perbedaan dalam menyambut Hari Raya Idul Adha dikalangan umat muslim perlu disikapi dengan toleransi. Perbedaan itu diharapkan tidak dibesar-besarkan.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin saat menerima Presiden Muhammadiyah Mauritus, Farad Abdul Muthallib di kantornya, Jl Menteng Raya, Jakarta, Minggu (14/11).

Advertisement

“Kita jaga toleransi, tidak perlu dibesarkan. Ini atas dasar keyakinan agama. 10 Dzulhijah hari Selasa, silahkan. Rabu silahkan,” kata Din Syamsudin.

Menurut Din, umat Islam dianjurkan puasa Arafah tanggal 9 Dzulhijjah. Kebetulan menurut perhitungan, tanggal 9 Dzulhijah jatuh Senin bertepatan dengan jemaah haji besok wukuf.

“Maka salat Idul Adha tanggal 16 November, Selasa,” imbuh Din memberi alasan.

Advertisement

Din meminta agar pejabat ataupun pemimpin perusahaan tidak melarang pegawainya yang ingin melakukan salat Idul Adha pada Selasa (16/11). Selain itu, Din juga menyarankan agar hewan kurban sebaiknya disalurkan ke daerah bencana.

“Muhammadiyah memfatwakan akan lebih baik berkurban ke tempat bencana,” imbau Din.

dtc/nad

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif