Haji
Minggu, 14 November 2010 - 16:12 WIB

2 Juta jemaah menuju Arafah, sebagian berjalan kaki

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Mekah–Jemaah haji tahun 2010 ini yang  mencapai 2 juta orang, Minggu (14/11), mulai bergerak menuju Arafah untuk melaksanakan wukuf yang merupakan puncak ibadah haji.

Jemaah ada yang berjalan kaki menuju Arafah usai salat Subuh di Masjidil Haram, kawasan Mahbaz Jin, Mekah. Sementara lainnya naik  bus.

Advertisement

Saat menuju Arafah, jemaah sudah mengenakan pakaian ihrom dan membawa tas-tas yang berisi pakaian dan perbekalan.

Sejumlah jemaah Indonesia sudah ada yang bergerak ke Armina sejak Sabtu (13/11) kemarin malam, misalnya seperti yang dilakukan jemaah kloter 76 SOC.

Advertisement

Sejumlah jemaah Indonesia sudah ada yang bergerak ke Armina sejak Sabtu (13/11) kemarin malam, misalnya seperti yang dilakukan jemaah kloter 76 SOC.

“Kami sudah ke Arafah jam 23.00 malam,” kata Munadharoh, jemaah Kloter 76 SOC yang tergabung dalam KBIH Muhammadiyah Semarang.

Jemaah Kloter 22 JKG dan kloter 56 JKS naik bus menuju Arafah sejak pukul 09.00 waktu Arab Saudi. Sepanjang perjalanan menuju Arafah, jemaah membaca bacaan talbiyah. Ucapan Labaik Allahumma Labaik terus terdengar.

Advertisement

Setelah wukuf, jemaah akan menuju Muzdalifat untuk mabit atau bermalam. Lantas menuju Mina untuk mabit dan melontar jumroh.

Menteri Agama yang juga Amirul Haj Suryadharma Ali telah memerintahkan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk mencermati agar jangan ada jemaah yang tertinggal dan tidak bisa melaksanakan wukuf.

Suryadharma, Sabtu (13/11) kemarin telah mengecek kesiapan Arafah. Ia mengecek tenda katering yang akan menyediakan makanan untuk jemaah Indonesia.

Advertisement

Suryadharma memastikan tahun ini jemaah tidak perlu antre makanan pada satu tempat. Setiap maktab atau kantor pelayanan yang jumlahnya 71 telah dilengkapi dapur yang akan memasak makanan dan snack.

Pj katering muasasah Asia Tenggara, Syekh Hasan Mukmina juga menjamin kualitas makanan yang akan diberikan. Selain cita rasa asli Indonesia, juga terdapat pengawas katering yang memantau 24 jam di setiap maktab.

“Kalau ada yang tidak bagus bisa ketahuan,” ujar Syekh Mukmina.

Advertisement

dtc/nad

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif