Soloraya
Kamis, 11 November 2010 - 21:29 WIB

Hama wereng kembali mengancam

Redaksi Solopos.com  /  Triyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos) — Setelah serangan massif di Soloraya musim lalu, hama wereng mengancam lagi. Sekitar 40% dari total 141 hektare tanaman padi di Desa Dibal Kecamatan Ngemplak, Boyolali, mulai diserang hama tersebut selama beberapa waktu terakhir.

Salah seorang petani di Dusun Beran Desa Dibal, Ngemplak, Parlan, 44, menyebutkan serangan wereng mulai meresahkan karena semakin menyebar. Dia mengatakan saat ini populasi hama itu di sejumlah lokasi telah jauh melebihi ambang batas. Jika batas aman ditetapkan dibawah 10  ekor per batang, di persawahannya temuan wereng bisa ratusan ekor per batang tanaman.

Advertisement

“Hama itu (wereng-red) sudah muncul sejak dua pekan ini dan semakin mengganas beberapa hari terakhir. Kami sampai kewalahan menanganinya karena pertumbuhannya cepat sekali,” ujarnya ditemui di sela-sela menyemprotkan obat pembasmi wereng di persawahannya, Kamis (11/11).

Menurut Parlan, populasi wereng kini kian tak terkendali akibat hujan deras hari-hari belakangan. Selain sawahnya, tanaman-tanaman padi di lahan petani lain juga mengalami nasib serupa. Padahal musim lalu, sebagian besar petani setempat gagal panen disebabkan oleh wereng. Disebutkan, guna membasmi wereng, Parlan lima kali mengobati tanamannya yang baru berusia 35 hari.

Terpisah Ketua Gabungan Paguyuban Petani Pengguna Air (GP3A) Daerah Irigasi Waduk Cengklik, Samidi, membenarkan perihal serangan wereng yang mulai meresahkan petani di Ngemplak. Selain di Dibal, hama serupa juga merebak di areal persawahan di Desa Sindon. Dia menegaskan, jika tak secepatnya ditanggulangi, wereng akan semakin merusak dan sangat merugikan petani.

Advertisement

Dikemukakan, dari 141 hektare luas persawahan di Desa Dibal, sekitar 40%-nya atau mencapai 50 hektare lebih diserang wereng. Kerusakan yang diakibatkn bervariasi, namun yang pertumbuhannya jauh di atas ambang toleransi terbatas di beberapa lokasi saja. Samidi mengaku telah melaporkan persoalan tersebut ke Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut).

try

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Wereng Mengancam Lagi
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif