Jakarta–Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pidatonya di Universitas Indonesia, Rabu (10/11), menyampaikan tiga fokus yang dia sebut berkaitan erat dan mendasar bagi kemajuan manusia; pembangunan, demokrasi, dan iman keagamaan.
“Pembangunan, bukan hanya tentang laju pertumbuhan dan angka-angka di neraca. Pembangunan adalah tentang bisa-tidaknya ide yang bagus tumbuh menjadi bisnis dan tak tercekik korupsi,” katanya.
Dia mengemukakan, pembangunan adalah tentang bisa-tidaknya daya-daya, yang telah mengubah Jakarta menjadi maju, menjadi arti tentang datangnya kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia, dengan keluhuran dan peluang sebagai tandanya.
Disampaikan dia, pembangunan seperti ini tak bisa dipisahkan dari peran demokrasi.
Disampaikan dia, pembangunan seperti ini tak bisa dipisahkan dari peran demokrasi.
“Saat ini, kita kadang dengar bahwa demokrasi menghalangi kemajuan ekonomi. Ini bukan argumen baru. Terlebih saat situasi dan ekonomi dalam ketidakpastian, akan ada yang mengatakan bahwa lebih mudah mengambil jalan pintas demi pembangunan yaitu menukar HAM dengan kekuasaan negara. Ini bukan yang terjadi di India dan Indonesia. Hal-hal yang telah anda capai menunjukkan bahwa demokrasi dan pembangunan memperkuat satu sama lain,” papar Obama.
Presiden AS mengemukakan bahwa demokrasi, di berbagai tempat termasuk AS, pernah mengalami kemunduran. Demokrasi kadang juga tak mulus, lanjutnya. Tidak semua hasil Pemilu menyenangkan semua pihak, jalan yang dilewati tak selalu datar tapi pada akhirnya akan mendatangkan manfaat.
“Inilah kekuatan yang akan mendorong maju Indonesia. Penolakan untuk mentolerir korupsi merupakan suatu keharusan,” imbuhnya.
Dia juga menuturkan perlunya komitmen terhadap transparansi yang membuat semua masyarakat percaya kepada pemerintah dan keyakinan bahwa kebebasan yang telah diperjuangkan adalah sesuatu yang menyatukan bangsa Indonesia.
Menurut Obama, kemakmuran tanpa kebebasan adalah bentuk lain dari kemiskinan.
Topik terakhir Obama adalah agama. Dijelaskan dia, agama seperti juga demokrasi dan pembangunan adalah hal mendasar bagi perjalanan bangsa Indonesia.
“Saya yakin bahwa kita bisa berharap dari sejarah, baik Amerika maupun Indonesia,” ucapnya.
Obama lalu mengucapkan semboyan bangsa Amerika Serikat, E pluribus unum dan semboyan Indonesia, Bhineka Tunggal Ika.
Obama menyebutkan tentang kunjungannya ke Masjid Istiqlal.
“Nama dan sejarahnya menyatakan tentang hal yang menjadikan Indonesia Bangsa besar. Istiqlal berarti kemerdekaan dan konstruksinya dibuat untuk menyatakan Indonesia memperjuangkan kebebasan. Terlebih lagi, tempat ibadah bagi ribuan muslim tersebut dirancang oleh seorang arsitek beragama Kristen.”
“Inilah jiwa Indonesia, inilah pesan dari Falsafah Indonesia, Pancasila,” pungkasnya.
Dia menyatakan di Indonesia orang bebas untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing. “Pembangunan diperkuat dengan tumbuhnya demokrasi,” pungkasnya.
ant/nad