Soloraya
Senin, 8 November 2010 - 17:05 WIB

Ayah lima anak, tega cabuli anak yatim

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)--TNF, 17, siswi salah satu SLTA di Tirtomoyo, Wonogiri jadi korban pencabulan. Pelakunya masih tetangga korban, yakni Aw, 58, warga Cangkring, Tirtomoyo. Ayah lima anak ini ditahan di Mapolres Wonogiri, Senin (8/11).

Dari hasil pemeriksaan baik terhadap korban maupun tersangka, perbuatan dugaan pencabulan telah dilakukan empat kali di rumah pelaku. Setiap habis berbuat, pelaku memberi uang kepada korban. Kasus itu, menjadi persoalan hukum setelah warga Cangkring tidak terima dan melaporkannya ke polisi.

Advertisement

Hal ini disampaikan Kasatreskrim AKP Sugiyo didamping Kaurbinops reskrim Ipda Sukadi mewakili Kapolres Wonogiri AKBP Nanang Avianto saat ditemui Espos di ruang kerja, Senin (8/11). “Pelaku sudah ditahan dan dijerat pasal 81 dan 82 UU No 23/2002 tentang perlindungan anak,” ujar Kasatreskrim.

Dijelaskan oleh Kasatreskrim, dari hasil pemeriksaan perbuatan dugaan pencabulan dilakukan di rumah kosong milik Ny S. Rumah kosong itu oleh Ny S diserahkan kepada Aw untuk ditunggui, karena ditinggal boro.

“Perbuatan dilakukan empat kali di tempat yang sama dengan waktu berbeda. Dua kali, pelaku memberikan uang Rp 20.000 kepada korban. Uang itu diberikan setelah korban diminta melayani nafsu bejatnya.”

Advertisement

Informasi yang dihimpun Espos, kejadian dugaan pencabulan itu terungkapnya seperti halnya kejadian yang menimpa oknum polisi Wonogiri, Sgt. Yakni digrebeg warga di tempat kejadian. Warga sudah lama menaruh kecurigaan terhadap keduanya, karena sering bertemu malam hari. Akhirnya warga berinisiatif melakukan pengintaian dan 26 Oktober dilakukan penggrebegan.

Saat itu, pelaku tidak mengakui dan baru terbuka selang empat hari kemudian. “Saat disidang oleh warga dengan Pak RT (Madi Utomo), akhirnya keduanya mengakui perbuatannya dan oleh Ketua RT dilaporkan ke polisi.”

Tersangka, Aw, mengaku khilaf dan menyesal. “Empat kali kami melakukan dan kami menyesal,” ujarnya.

Advertisement

tus

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif