Soloraya
Jumat, 5 November 2010 - 17:46 WIB

Pedagang tak pilih hewan kurban dari Sragen

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Espos)–Pedagang hewan kurban di wilayah Kabupaten Karanganyar ramai-ramai memilih tidak membeli hewan ternak dari Sragen.

Sementara itu, Kabupaten Karanganyar menolak pengiriman pasokan dan penjualan hewan kurban dari Sragen lantaran diduga terkena penyakit antraks. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Karanganyar semakin memperketat pengawasan di daerah perbatasan. Selain itu juga memperketat hewan kurban kiriman dari letusan Gunung Merapi.

Advertisement

Salah satu pedagang hewan kurban warga Rt 9/ RW V Karangrejo, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Jamin Mulyono ketika dijumpai Espos, Jumat (5/11) mengaku memilih membeli hewan ternak kurban dari Pacitan dan tidak dari Sragen. Pihaknya menjamin hewan kurban yang dijualnya terbebas dari berbagai penyakit menular, seperti antraks. Hewan kurban dijual dari mulai senilai Rp 950.000 sampai Rp 1.650.000 per ekor hewan. “Saya langsung beli dari Pacitan dan mengantongi surat keterangan kesehatan dari sana. Jadi tidak ada masalah,” tuturnya.

Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Muhammad Hatta ketika dihubungi Espos, mengatakan tidak menerima pengiriman pasokan penjualan hewan kurban asal Sragen. Hal ini dilakukan setelah beberapa hewan di wilayah Tanon, Kabupaten Sragen ditemukan mati yang diduga karena terkena penyakit antraks.

“Daerah perbatasan dengan Sragen, seperti Gondangrejo dan Kebakkramat kami awasi ketat. Memang hewan kurban dari sana (Sragen-red) kami awasi jangan sampai masuk Karanganyar,” tegas Hatta.

Advertisement

isw

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif