“Lidah lava yang longsor itu menyebabkan awan panas yang disebut awan panas guguran,” ujar Ketua Pos Pantau Semeru di Gunung Sawur, Candipuro, Kabupaten Lumajang, Suparno, saat dihubungi, Kamis (4/11).
Suparno menceritakan, pemberitaan tentang muncul kubah lava setinggi 500 meter adalah tidak benar. Ia menjelaskan, guguran lava pijar muncul dari kawah Gunung Semeru terjadi sejak empat bulan lalu dengan interval waktu tidak pasti.
Kadang sehari muncul, kadang tiga hari tidak muncul. Lava pijar yang keluar dari kawah itu menjalar ke bawah dan seperti lidah, sehingga disebut lidah lava.
“Yang perlu diwaspadai, guguran lava pijar itu sewaktu-waktu bisa longsor, mudah pecah dan menyebabkan terjadinya awan panas guguran,” tuturnya.
Pagi tadi sekitar pukul 06.15 WIB, lidah lava yang berada di sekitar 100 meter dari puncak kawah Gunung Semeru, longsor sekitar 4.000 meter hingga ke hulu Sungai Besuk Bang dan menyebabkan Awan Panas Guguran.
“Sampai pagi ini, kami belum melihat ada perkembangan yang signifikan. Belum ada guguran lava pijar lagi dari kawah,” jelasnya.
dtc/tiw