Soloraya
Rabu, 3 November 2010 - 16:44 WIB

Perhutani klaim krisis hutan sudah teratasi

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Tidak kurang dari 8.580 plances (batang pohon) ditanam Perum Perhutani di lahan seluas 7,8 hektare di Desa Pesido, Kecamatan Jatiroto, Wonogiri, Rabu (3/11). Perhutani mengklaim itu adalah tahap akhir upaya mengatasi krisis sumber daya hutan di Wonogiri.

Kepala Biro Pengelolaan Sumber Daya Hutan Perum Perhutani Unit 1 Semarang, Bambang Wuryanto, kepada wartawan di sela-sela kegiatan penanaman lahan itu, kemarin, mengungkapkan sejak dimulainya era reformasi 1998 lalu, terjadi penjarahan besar-besaran terhadap hutan di wilayah Jateng. Akibatnya, terjadi krisis sumber daya hutan yang sangat parah. Lahan gundul ada di mana-mana.

Advertisement

“Sejak 2004 lalu, kami mengupayakan untuk menghijaukan kembali lahan-lahan kosong dan gundul. Saya tidak hapal luasan hutan yang rusak sejak 1998 lalu, tapi yang jelas saat ini sudah hampir seluruhnya dihijaukan kembali,” ungkap Bambang, didampingi Kasi Perencanaan Hutan Perhutani II Yogyakarta, Gunawan, dan Administratur/Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KKPH), Surakarta, Endro Koesdijanto.

Menurut Bambang, tahun ini, Perhutani sudah menanami kembali lahan kosong seluas 15.700 hektare. Sementara di Wonogiri, Endro Koesdijanto mengungkapkan, pada 2010 ini, sudah menghijaukan 19,9 hektare.

“Itu (lahan 19,9 ha-red) adalah sisa lahan yang rusak akibat penjarahan pada awal era reformasi lalu. Khusus Wonogiri sekarang sudah tidak ada lagi lahan Perhutani yang kosong,” ujarnya.

Advertisement

Menurut Endro, kerusakan hutan akibat penjarahan di era reformasi tidak terlalu parah. Kerusakan paling parah untuk wilayah Soloraya, terjadi di Kecamatan Tangen, Sragen. Di wilayah itu ada sekitar 1.500 hektare hutan yang beralih fungsi menjadi perkebunan tebu.

“Kami sudah mengembalikan lahan-lahan yang beralih fungsi itu menjadi hutan lagi. Masyarakat di Tangen sudah kami arahkan untuk tidak lagi menanam tebu,” kata Endro.

shs

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif