News
Selasa, 2 November 2010 - 13:26 WIB

Sebelum ada perintah, warga miminta tak eksodus dari pengungsian

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Sejumlah pengungsi sempat eksodus dari pos pengungsian saat terjadi letusan susulan Gunung Merapi. Bupati Sleman Sri Purnomo mengimbau hal itu tak terulang untuk menghindari kepanikan dan miskoordinasi di lapangan.

“Di setiap barang pengungsian, ada pemimpinnya masing-masing. Bila tidak diperintahkan, jangan mengajak pindah pengungsi dengan ketakutan luar biasa itu,” ujar Sri di Posko Utama Pakem, Sleman, DIY, Selasa (2/11).

Advertisement

Gelombang eksodus pengungsi sempat terjadi ketika terjadi letusan susulan Gunung Merapi pada Senin (1/11) sekitar pukul 10.03 WIB. Para pengungsi di Desa Glagaharjo yang dilanda kepanikan memutuskan untuk meninggalkan pengungsian.

Mereka berebutan dari ke dalam truk untuk bisa secepatnya pindah ke lokasi baru yang dianggap aman. Lokasi baru lebih aman yang mereka pilih adalah pos pengungsian di gedung Balai Desa Glagaharjo yang berjarak hanya 1 km dari pengungsian mereka sebelumnya.

Kedatangan mendadak rombongan pengungsi tersebut membuat panik para pengungsi di balai Desa Glagaharjo. Untung saja gelombang eksodus tidak berkelanjutan.

Advertisement

“Saya mohon jangan lagi menggerakan pengungsi sebelum ada perintah. Itu tidak baik,” imbuh Sri.

Menyinggung rencana relokasi dusun-dusun di lereng Merapi yang kena dampak paling parah, menurutnya, masih menunggu hasil survei lokasi baru. Tapi yang pasti lokasi baru tersebut masih berada di sekitar lereng Merapi.

“Setelah tanggap darurat selesai, kami akan bangunkan rumah-rumah sementara. Ukurannya kurang lebih 7×8 meter untuk masing-masing kepala keluarga. Kita masih menunggu hasil survei untuk lokasinya di mana,” papar Sri.

Advertisement

dtc/tiw

Advertisement
Kata Kunci : Merapi
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif