Perang mulut itu dipicu dari adanya perbedaan pendapat antara Marzuki dan Gayus. Gayus memperdebatkan soal kesempatan bertanya anggota Tim Pengawas Century yang dibatasi oleh Marzuki.
“Berdasarkan tata tertib, setiap anggota diberikan kesempatan waktu untuk bertanya selama 3 menit. Setiap fraksi diwakili oleh dua orang,” ujar Marzuki dalam rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (29/9).
Jawaban Marzuki itu dibantah Gayus. “Pimpinan, biasanya setiap fraksi dikasih kesempatan dulu untuk bicara semuanya tanpa dibatasi waktu,” kata Gayus.
Jawaban Marzuki itu dibantah Gayus. “Pimpinan, biasanya setiap fraksi dikasih kesempatan dulu untuk bicara semuanya tanpa dibatasi waktu,” kata Gayus.
Marzuki mengatakan, “Saya berpegang pada tatib.”
Kemudian rapat dilanjutkan. Beberapa anggota Tim Pengawas Century juga diingatkan soal waktu oleh Marzuki. Bahkan saat Gayus giliran bertanya, dia juga tak luput diberi peringatan oleh Marzuki.
Melihat sikap Marzuki, Gayus kesal. “Pimpinan, rapat ini harus mempunyai manfaat. Jangan sampai rapat ini tidak ada hasilnya juga. Kita ingin minta penjelasan dari para penegak hukum ini. Ini bukan soal tatib, tapi kemanfaatan dari rapat ini. Kalau begini saya keberatan dengan pimpinan,” jelas Gayus.
Marzuki lagi-lagi berpegang dalam aturan tatib. “Saya minta kita fokus pada aset yang hilang. Pembahasannya jangan ke mana-mana, biar tidak membuang waktu,” imbuh Marzuki.
Gayus lagi-lagi mempertanyakan sikap Marzuki. “Kenapa seolah-olah pimpinan punya kepentingan dengan bersikap seperti ini?” kata Gayus.
Marzuki terlihat kesal dan mengatakan, “Stop bicara itu!”
“Bicara yang mana dulu?” tukas Gayus.
“Stop menuding yang macam-macam. Apa yang kita lakukan hari ini untuk negara. Tidak ada pembahasan di luar itu!” kata Marzuki.
dtc/nad