News
Rabu, 29 September 2010 - 10:06 WIB

Dunia berisiko hadapi perang mata uang

Redaksi Solopos.com  /  Triyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Washington–Ditengah perekonomian global yang belum pulih, gerak mata uang sangat fluktuatif. Negara-negara saling berlomba mengintervensi mata uangnya guna melindungi ekspor, yang memicu risiko perang mata uang.

Managing Director IMF, Dominique Strauss-Kahn, mengatakan risiko terjadinya perang mata uang global kini masih rendah dan diyakini hal itu sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi, mengingat potensi timbulnya konflik yang besar.

Advertisement

“Saya tak merasa ada risiko perang mata uang yang besar. Namun itu bagian dari risiko pelemahan. Saya kira kemungkinannya rendah, karena setiap orang mengerti bahwa terlalu besar konflik. Dan akan menimbulkan dampak negatif. Namun itu mungkin terjadi,” jelas Strauss-Kahn dikutip dari AFP, Rabu (29/9).

Komentar Strauss-Kahn tersebut keluar sehari setelah Menteri Keuangan Brazil Guido Mantega mengungkapkan kemarahannya atas dampak gejolak mata uang terhadap ekspor yang merupakan sektor paling vital dari negara tersebut. Dolar AS bahkan tercatat sudah merosot hingga 25% terhadap real Brazil.

“Kita berada di tengah perang mata uang. Ini mengancam karena mengenyahkan daya saing,” tegas Mantega seraya menegaskan akan melakukan intervensi.

Advertisement

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah negara mulai dari Kolombia hingga Singapura berkomitmen memborong mata uang lokalnya guna mendongkrak mata uang yang menguat terlalu tajam. Penguatan mata uang itu membuat negara-negara dengan ketergantungan pada ekspor murka karena mengurangi daya saing produk.

Namun komentar Mantega dan Strauss itu dikritik karena dinilai berlebihan.

“Pembicaraan soal perang mata uang sedikit berlebihan. Saya akan mengatakan, tapi jelas ada peningkatan risiko konfrontasi di tingkat yang lebih rendah dari negara-negara yang mencoba untuk melindungi ekspornya di tengah ketidakpastian global,” ujar David Gilmore dari Foreign Exchange Analytics.

Advertisement

Perang mata uang yang masih menghangat adalah antara China dan Amerika Serikat. AS selama bertahun-tahun memprotes China yang dinilainya menahan mata uangnya agar tidak menguat untuk melindungi ekspornya. DPR AS bahkan berniat melakukan voting pada Rabu ini untuk menetapkan sanksi terhadap China karena menahan mata uangnya agar tidak menguat atas dolar AS.

dtc/try

Advertisement
Kata Kunci : Perang Mata Uang
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif