Solo (Espos)–Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Solo menargetkan 2015 ada 22% penduduk Solo yang memiliki saluran pipa limbah mandiri. Untuk mewujudkan itu, PDAM menjalin kerjasama dengan negara asing untuk ikut mendanai program ini.
Direktur Umum PDAM Solo, Agus Saryono, di ruang kerjanya mengatakan program tersebut membutuhkan dana yang banyak, sehingga perlu bantuan dari pihak asing. “Dananya dari pemerintah pusat dan bantuan luar negeri melalui pemerintah pusat,” katanya kepada wartawan, Senin (28/9).
Menurut data PDAM Solo, hingga 2010, total warga Solo yang memiliki pipa saluran pembuangan limbah sekitar 10,74%. Jumlah ini tersebar di 28 kelurahan dari 51 kelurahan. Tahun ini, PDAM kembali mendapat bantuan dari pemerintah Australia berupa pembangunan 400 unit saluran pembuangan limbah yang dibangun di dua kelurahan, yakni Semanggi dan Serengan. Pembangunan ini sudah berjalan dan masih dalam proses pengerjaan. “Sasaran pembangunan saluran limbah ini yaitu keluarga berpenghasilan rendah (KBR),” tambah Agus.
Ia berharap, dengan adanya bantuan ini, warga KBR dapat lebih meningkatkan kebersihan dan kesehatan di lingkungan masing-masing. Tak hanya dari Australia, Belanda juga mendonorkan dana untuk membangun saluran limbah sebanyak 358 unit. Namun bantuan ini belum direalisasikan karena masih dalam tahap perencanaan. “Kami belum menentukan wilayah mana saja yang mendapat bantuan, karena masih dalam proses,” katanya.
m86