SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Militer Israel terus mengamati kapal tersebut sejak meninggalkan pelabuhan Famagusta di Cyprus utara pada Minggu (26/9) lalu.
Di atas kapal yang dinamai Irene itu terdapat 10 aktivis sayap kiri Yahudi. Lima di antaranya memegang paspor Israel. Mereka membawa bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza. Semalam kapal tersebut terlihat sekitar 70 mil lepas pantai Gaza.
Richard Kuper dari kelompok Yahudi untuk Keadilan Rakyat Palestina mengatakan, para aktivis ingin menunjukkan bahwa tidak semua warga Yahudi mendukung kebijakan pemerintah Israel terhadap rakyat Palestina.
Namun seorang pejabat militer Israel seperti dilansir media Haaretz, Selasa (28/9) mengkonfirmasi bahwa militer tak akan membiarkan kapal tersebut berlabuh di Gaza.
Apalagi menurut Israel, kapal tersebut cuma membawa barang-barang bantuan yang tidak berarti. Pemerintah Israel pun menyebut tindakan para aktivis Yahudi itu sebagai provokasi yang mengganggu operasi Angkatan Laut Israel.
Sumber militer Israel mengatakan, begitu kapal tersebut mencapai daerah yang masuk dalam blokade laut, militer Israel akan menawarkan untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan tersebut ke Pelabuhan Ashdod dan memerintahkan para awak kapal untuk balik arah.
“Jika mereka ngotot soal Gaza, begitu mereka memasuki zona terlarang, mereka akan ditahan digiring ke Ashdod,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor.
Jika mereka menolak, unit komando Shayetet 13 Angkatan Laut Israel akan mengambil alih kapal dan membawanya ke Ashdod. Di sana, para awak kapal akan ditahan karena mencoba melanggar blokade laut.
Beberapa waktu lalu, militer Israel menyerang kapal Freedom Flotilla yang mencoba menembus blokade laut atas Gaza. Sembilan aktivis pro-Palestina asal Turki tewas dalam peristiwa itu.
dtc/nad