News
Senin, 27 September 2010 - 18:33 WIB

Pemkot Salatiga tetap izinkan taksi

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Salatiga (Espos)–Dinas Perhubungan Komunikasi Kebudayaan dan Pariwisata (Dishubkombudpar) Kota Salatiga menyatakan tidak keberatan atas keberadaan taksi di kota berhawa sejuk itu. Terkait aksi penolakan Induk Paguyuban Angkutan Salatiga (IPAS) terhadap keberadaan taksi tak terlalu dihiraukan dan dianggap sebagai sesuatu yang wajar.

“Pada prinsipnya Pemkot tak keberatan terhadap keberadaan taksi. Keberataan itu biasa aja tho, yang jelas kita melayani ini (taksi) ada aturannya,” jelas Kepala Dishubkombudpar, Cholil As’ad sesuai beraudiensi dengan Komisi II DPRD setempat, Senin (27/9).

Advertisement

Kekhawatiran para sopir Angkot atas keberadaan taksi akan menggerus pangsa pasar yang mereka miliki, menurut Cholil, tidak akan terjadi. Lantaran taksi memiliki pangsa pasar sendiri. Selain itu, jadwal operasi taksi di dalam  kota dibatasi mulai pukul 20.30 hingga pagi hari sebelum angkot beroperasi.

“Di luar itu kami sarankan agar taksi melayani rute perjalan luar kota, bisa ke Magelang, Borobudur atau lainnya,” sambungnya.

Sementara itu sebagian besar anggota Komisi II berpendapat keberadaan taksi di Salatiga belum dibutuhkan. Kondisi geografis kota Hatti Beriman yang hanya memiliki empat kecamatan dengan keramaian publik yang hanya terpusat di Jalan Jenderal Soedirman dan sekitarnya dianggap kurang relevan jika ada taksi.

Advertisement

Terpisah, Wakil Ketua IPAS, Sudjarko menyatakan sudah mengirimkan surat penolakan keberadaan taksi kepada walikota dengan tembusan ke Ketua DPRD dan Dishubkombudpar. Menurutnya, dengan keberadaan Angkot yang jumlahnya mencapai 400 unit saja sudah membuat persaingan diantara sopir Angkot semakin sulit.

Ditambah lagi keberadaan taksi, menurutnya, akan semakin mempersulit dan mematikan mata pencaharian sopir Angkot. “Ada aturan tapi itu teorinya. Yang terjadi di lapangan tidak demikian,” cetusnya.

Lebih jauh, IPAS meminta agar Walikota John Manuel Manoppo diakhir masa jabatannya tidan meninggalkan persoalan bagi warga. “Imej walikota di mata masyarakat akhirnya menurun,” imbuhnya yang mengancam akan menggelar aksi demo jika aspirasi mereka tidak dihiraukan.

Advertisement

kha

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif