Jakarta–Subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji 3 kilogram (Kg) tahun 2011 ditetapkan Rp 97,26 triliun, dengan rata-rata alpha BBM bersubsidi yang diperoleh Pertamina sebesar Rp 595,46 per liter.
Hal itu disepakati dalam rapat kerja Komisi VII DPR dan Kementerian ESDM yang berlangsung di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/9) malam.
Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh, menyebutkan penambahan volume BBM subsidi dari 36,77 juta kiloliter ke 38,59 juta KL membuat alpha pendistribusian BBM bersubsidi dari pemerintah ke Pertamina turun dari Rp 597 ke Rp 595,46/liter.
Alpha terdiri atas komponen biaya pengangkutan, distribusi, penyimpanan, margin BU (Pertamina), dan margin penyalur. “Hal membuat angka subsidi BBM dan elpiji tahun depan mencapai Rp 97,26 triliun atau naik Rp 4 triliun dari usulan dalam nota keuangan 2011 sebesar Rp 92,7 triliun,” Kata Darwin.
Ia menjelaskan, alpha yang diperoleh Pertamina dari penyaluran premium plus bio premium sebesar Rp 607,97 per liter. Dengan kuota sebesar 23,19 juta KL maka nilai subsidinya mencapai Rp 41,189 triliun. Untuk minyak tanah, Pertamina akan mendapatkan subsidi Rp 8,557 triliun dari kuota 2,315 juta KL yang disalurkan, sementara besaran alpha yang diperoleh Pertamina Rp 402,35 per liter. Sedangkan untuk alpha solar Rp 607,45 per liter, dengan kuoata 13,084 jura KL maka nilai subsidinya Rp 29,567 triliun.
“Jadi total subsidi premium, solar dan kerosin senilai RP 79,69 triliun. Jika ditambah elpiji Rp 17,69 triliun, total subsidi Rp 97,26 triliun,” tegasnya.
dtc/try