Jakarta–Pemerintah tak bisa menaikkan lagi target pertumbuhan ekonomi selama tahun 2011 yang ditetapkan sebesar 6,4%. Target yang lebih tinggi akan membuat ekonomi RI terlalu ‘panas’.
Pjs Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Agus Supriyanto menilai masih ada peluang untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi dari 6,3% menjadi 6,4%. Namun, jika harus dinaikkan hal itu akan berisiko.
“Memang ada peluang untuk sampai 6,4%. Tapi kalau 6,5% itu terlalu panas,” ujarnya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (21/9) malam.
Agus mengatakan, untuk mencapai target 6,4%, pemerintah harus menggenjot investasi. Dengan demikian ada ruang meningkatan belanja, terutama untuk sektor infrastruktur.
“(genjot) Investasi, pembangunan infrastruktur, PPP. Kemudian rating kita naik. Peringkat kita sebagai negara tujuan investasi juga naik. Itu peluang-peluang yang membuat kita berani ambil optimis 6,4% walaupun itu masih belum memenuhi harapan para anggota dewan 6,5% bahkan 7%,” jelasnya.
Untuk revisi nilai tukar rupiah dari yang sebelumnya Rp 9.300/dolar AS menjadi Rp 9.250, Agus menilai level itu masih dirasakan nyaman untuk BI. “Kita melihat sekarang kan 9000an, akan melemah lagi nanti. Rp 9.300 mungkin terlalu … Tapi Rp 9.250 tuh masih nyamanlah BI kita,” ujarnya.
dtc/try