Jakarta–Polri melansir nama Abu Tholut sebagai penggerak utama dalam kelompok teroris Medan. Abu Tholut alias Mustafa yang kini merupakan buron utama ini memiliki segudang pengalaman. Dia lulusan Afghanistan dan menjadi pendiri kamp pelatihan di Mindanao, Filipina.
“Kalau dilihat dari recordnya, dia paling berbahaya,” kata kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai saat dihubungi detikcom, Selasa (21/9).
Abu Tholut pernah menjadi pengajar atau instruktur bahan peledak di Afghanistan dari tahun 1987 sampai 1992. Dia juga aktif di Mindanao, Filipina, dan pernah menjadi pemimpin camp di Filipina pada 1999-2000.
Abu Tholut itu pernah menjadi Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah di Poso (2000-2002), sebelum kemudian diserahkan kepada Nasir Abas, yang kini menjadi pengamat terorisme. “Abu Tholut yang melaporkan kepada Abu Bakar Baa’syir siapa saja yang lulus dalam pelantikan JI,” jelas Ansyaad.
Abu Tholut juga dinilai memiliki keahlian berbahaya lebih daripada Dulmatin ataupun Noordin M Top. Dengan pengalamannya, Abu Tholut pernah membangun laboratorium bom.
“Pada tahun 2003 dia pernah disergap di Semarang dan telah memiliki laboratorium bom. Dia juga saat itu diketahui memiliki senjata M 16. Bisa dibayangkan betapa berbahayanya dia,” terang Ansyaad.
Saat ini, Ansyaad menduga Medan hanya dijadikan basis sementara, mungkin saja di sana banyak yang mudah dijadikan sasaran untuk mencari dana. Pulau Jawa tetap dijadikan basis utama, sekaligus sasaran penyerangan. Kini, saat jaringannya digerebek Polri, Abu Tholut diperkirakan tengah menyembunyikan diri sambil membangun kekuatan.
“Yang jelas dia melarikan diri, tentu dia akan merekrut terus,” ujar pensiunan jenderal dua Polri ini.
dtc/nad