News
Minggu, 19 September 2010 - 13:47 WIB

Gagal panen, petani kentang di Batang nanggung utang

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Batang–Para petani kentang di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, kini mengalami gagal panen karena banyak tanaman kentang terserang penyakit “Phytoptora Infestan”.

Kelompok Tani Kentang Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Teguh, di Batang, Minggu (19/9), mengatakan curah hujan yang cukup tinggi dan kelembaban udara di sekitar Dataran Tinggi Dieng telah berakibat buah kentang mudah membusuk karena terserang penyakit “Pytoptora Infestan”.

Advertisement

“Biasanya petani bisa menghasilkan 30 ton kentang per hektare tetapi kini kurang dari 20 ton. Jika dikalkulasikan, kerugian petani mencapai Rp 45 jutaan per hektare,” katanya.

Menurut dia, harga kentang di pasaran saat ini naik sekitar Rp 4.000 per kilogram. Namun kenaikan harga kentang tersebut tidak bisa dinikmati oleh petani karena banyak buah yang membusuk.

Bahkan akibat gagal panen, kata dia, sekitar seratus petani di Kecamatan Blado dan Bawang terjerat utang karena biaya budidaya tanaman kentang berasal dari pinjaman bank dan pengepul.

Advertisement

Susdioto, petani kentang Desa Pranten, Kecamatan Blado mengatakan, akibat gagal panen, banyak petani kentang yang terjerat utang sehingga terpaksa menjual lahanya.

“Pemeliharaan tanaman kentang jenis ‘greenola’ akan menghabiskan biaya sekitar Rp70 juta per hektare, tetapi buah tanaman itu gagal dipanen karena banyak membusuk. Saat panen, kami biasanya memasok kebutuhan para pedagang di Semarang, Kendal, Pemalang, dan Tegal tetapi akibat gagal panen, terpaksa permintaan pembeli dari luar kota ditolak,” paparnya.

ant/rif

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif