News
Kamis, 16 September 2010 - 08:30 WIB

Hari ini Wonogiri memilih, warga diminta waspadai coblos tembus

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)-– Warga Wonogiri, Kamis (16/9) hari ini mencoblos untuk memilih calon bupati dan wakilnya. Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Nur Hidayat Sardini mengajak seluruh personel pengawas mulai dari panitia pengawas (Panwas) kabupaten hingga petugas pengawas lapangan (PPL) mewaspadai sejumlah kerawanan, di antaranya coblos tembus pada surat suara, yang diakibatkan pelipatan yang kurang baik.

Menurut Hidayat, coblos tembus bisa menjadi pintu orang untuk mengadu ke Mahkamah Konstitusi (MK) dengan modus pelanggaran Pilkada. Hidayat menjelaskan coblos tembus terjadi ketika seorang pemilih tidak membuka surat suara secara sempurna, artinya ada bagian yang masih terlipat, dan ketika mencoblos tembus sampai ke bawah lipatan.

Advertisement

“Ini sering dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk mengadu ke MK. Tapi kalau saya lihat pelipatan kertas suara Pilkada Wonogiri ini sudah baik. Sangat kecil kemungkinan terjadi coblos tembus karena semua gambar pasangan calon berada dalam satu baris. Tapi tetap harus diwaspadai,” ujar Hidayat, saat berdialog dengan para ketua Panwas kecamatan terkait kesiapan menjelang hari pemungutan suara, di salah satu rumah makan di Wonogiri, Rabu (15/9).

Hidayat menjelaskan kedatangannya ke Wonogiri, kemarin, selain untuk meninjau kesiapan juga untuk memberikan dukungan kepada para personel pengawas. Dia juga mengatakan siap mem-back up pengawasan, khususnya di daerah rawan.

Lebih jauh, Hidayat mengatakan hal lain yang juga perlu diwaspadai oleh petugas pengawas pada hari pemungutan suara, Kamis (16/9) ini adalah beredarnya formulir C1 untuk penghitungan suara, sebelum pemungutan suara ditutup pada pukul 12.00 WIB. Hal itu sangat rawan terjadi manipulasi perolehan suara.

Advertisement

“Penghitungan suara dilakukan tidak di tempat yang terang, itu harus diawasi betul. Juga jika ada pemilih yang mencoblos lebih dari satu kali, baik di satu TPS atau lebih,” ungkapnya.

Kaitannya dengan praktik money politics atau politik uang, Hidayat mengatakan memang agak sulit dihindari karena hal itu sudah menjadi budaya di kalangan masyarakat. Tapi kalau diawasi betul tentunya sedikit demi sedikit akan bisa dikurangi.

Masih dalam kesempatan yang sama, Ketua Panwas Pilkada Kabupaten Wonogiri, Prihmardoyo mengungkapkan sejak sebelum, selama dan setelah kampanye, pihaknya telah menerima enam laporan tindak pelanggaran. Tiga di antara laporan itu berupa indikasi praktik politik uang.

Advertisement

shs

Advertisement
Kata Kunci : Pilkada Wonogiri
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif