News
Rabu, 15 September 2010 - 21:20 WIB

Reklame insidentil Lebaran dinilai lebih sepi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Asosiasi Perusahaan dan Praktisi Periklanan Solo (Asppro) menilai belanja iklan dan reklame insidentil selama Lebaran tahun ini lebih sepi dibandingkan Lebaran tahun lalu. Penurunan omzet pelaku biro iklan pun bisa mencapai 30% hingga 50%.

Demikian disampaikan Ketua Asppro, Bambang Nugroho, kepada Espos, Rabu (15/9). Bambang menilai, tingginya pajak reklame yang diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menjadi pemicu sehingga para pemilik branding yang biasanya ‘ugal-ugalan’ dalam bereklame selama masa Lebaran ini pun memilih lari ke Kota Semarang atau Yogyakarta.

Advertisement

“Selain karena ada tren penurunan jumlah pemudik Lebaran tahun ini, pajak reklame yang terlalu tinggi jelas membuat belanja reklame pada Lebaran tahun ini menurun drastis,” ujar Bambang. Padahal, pada musim Lebaran ini tarif yang ditawarkan biro iklan menurut Bambang tidak berbeda dari tarif reklame pada hari-hari biasa. “Memang keluhan dari beberapa teman di biro iklan adalah pajak yang tinggi.”

Untuk perusahaan operator seluler yang selalu all out bereklame pada saat Lebaran, lanjutnya, tahun ini hanya berkisar 30% jika dibandingkan dengan reklame yang dipasang pada Lebaran tahun lalu. “Jadi, kalaupun dibandingkan dengan hari-hari biasa, tetap tidak lebih baik. Tidak ada kenaikan yang signifikan untuk belanja iklan selama Lebaran.”

Ia menyampaikan, setiap musim Lebaran biasanya banyak perusahaan yang
mem-branding dalam bentuk reklame disertai ucapan-ucapan seperti menyambut pemudik atau ucapan selamat Lebaran. Di mana, reklame tersebut biasa dipasang di lokasi-lokasi strategis seperti rest area, jalur mudik utama dan jalur mudik alternatif. Biasanya, hal itu banyak dilakukan operator seluler, perusahaan otomotif serta produk makanan dan minumam.

Advertisement

“Tetapi, dari kalangan korporat seperti perbankan maupun instansi, untuk Lebaran tahun ini sangat sepi. Saya sendiri hanya dapat klien dari hotel dan akademisi,” imbuhnya.

Kabid Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Solo, Suhanto, saat ditemui di ruang kerjanya menyampaikan minimnya belanja iklan selama Lebaran itu tergantung dari cara biro iklan menarik minat klien dalam bereklame. Ia menilai, Lebaran tahun ini reklame insidentil justru lebih ramai. “Hal ini terlihat dari jumlah intensitas penertiban dan pemantauan reklame di lapangan lebih banyak dari tahun lalu.”

Disampaikannya, tingginya permintaan reklame insidentil untuk Lebaran ini sudah terlihat sejak Agustus dan terus meningkat hingga H-10 Lebaran. Pajak pada bulan Agustus saja, lanjutnya, mencapai angka Rp 65 juta. Sementara, untuk bulan September hingga Selasa (14/9) sudah mencapai Rp 49,5 juta.

Advertisement

haw

Advertisement
Kata Kunci : Reklame Solo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif