Solo (Espos)–Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang semakin menjamur di sekitar pasar membuat Paguyuban Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo, Solo mendesak pengelola pasar setempat menertibkan PKL. Karena PKL dinilai menjadi biang kesemrawutan parkir di pasar tersebut.
Pantauan Espos di pasar tradisional yang dibagun pada tahun 2006 itu, setidaknya terdapat lebih dari 20 PKL yang mangkal di dalam Pasar Klithikan Notoharjo. Mereka mengkal di tempat-tempat yang berdampingan dengan lokasi parkir kendaraan roda empat dan roda dua.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo, Joko Sugiyarto saat ditemui Espos di sela-sela kesibukannya, Rabu (15/9), menyesalkan semakin menjamurnya para PKL yang mangkal di kompleks pasar setempat. Dia menilai, keberadaan PKL tersebut merupakan biang kesemrawutan kondisi parkir.
“Sebenarnya luas lahan parkir itu sudah ideal. Akan tetapi, keberadaan PKL yang mangkal di sembarang tempat itu membuat ruang parkir serasa semakin sempit. Daripada digunakan untuk mangkal PKL kan lebih baik digunakan untuk parkir pengunjung,” ujar Joko.
“Dulu PKL itu hanya sedikit, tetapi karena dibiarkan tanpa adanya teguran membuat PKL tersebut kian menjamur,” tutur Joko.
Joko menambahkan, sebenarnya paguyuban sudah menyampaikan keluhan mengenai keberadaan PKL tersebut kepada lurah pasar setempat. Akan tetapi, hingga kini tidak ada upaya untuk menertibkan para PKL tersebut.
Sementara itu, Lurah Pasar Klithikan Notoharjo, Suranto belum bisa berkomentar mengenai persoalan tersebut. Saat didatangi ke kantornya, Suranto tidak ada. Sementara saat dihubungi melalui telepon, Suranto mengaku masih sibuk.
mkd