Soloraya
Rabu, 15 September 2010 - 09:02 WIB

DPRD Jateng prihatin, Keraton Surakarta nunggak listrik

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang--Kabar Keraton Surakarta nunggak pembayaran listrik membuat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah prihatin. Karena kondisi tersebut bisa berisiko terhadap pemutusan aliran ke kompleks bangunan cagar budaya ini.

“Pengelola Keraton Surakarta harus bisa menjelaskan penyebab tunggakan listrik yang dikhawatirkan berdampak pada pemutusan aliran oleh Perusahaan Listrik Negara,” kata anggota Komisi A DPRD Jawa Tengah Abdul Azis di Semarang, Rabu (15/9).

Advertisement

Padahal, lanjut dia, bantuan hibah dari pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Daerah (APBN dan APBD) sudah memperhitungkan perkiraan kebutuhan biaya operasional, termasuk tagihan listrik, air, telepon, gaji “abdi dalem”, dan sebagainya.

Jika tunggakan tagihan listrik ini terjadi, menurut dia, maka terdapat sesuatu yang salah dalam pengelolaan keuangan dana hibah tersebut. Selain itu, kata dia, jika aliran listrik ke keraton benar diputus oleh PLN, maka justru akan menambah permasalahan baru.

Oleh karena itu, ia meminta pengelola keraton melakukan evaluasi terhadap “kesemrawutan” pengelolaan bantuan dana hibah ini. Jika ditemukan ketidakberesan dalam pengelolaan dana bantuan ini, DPRD akan meminta pemerintah provinsi mengevaluasi mekanisme serta besaran hibah yang ditujukan untuk Keraton Surakarta.

Advertisement

“Dana hibah yang diberikan ke Keraton Surakarta melalui APBD Jawa Tengah besarnya mencapai sekitar Rp1 miliar per tahun,” jelasnya.

Sebelumnya, PLN mengancam memutus aliran listrik ke Keraton Surakarta, menyusul tunggakan tagihan selama Juli-September 2010 yang besarnya mencapai sekitar Rp 30 juta.

ant/rif

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif