“Janganlah kritik ini ditanggapi Presiden secara berlebihan,” ujar Mufti, di Jakarta, Selasa (7/9).
Kritik Kolonel Adjie itu, sambungnya, harus dijadikan bahan introspeksi diri bagi pemerintah. “Jadi Presiden harus mengambil langkah yang lebih bijak,” katanya.
Ia juga mengatakan, tak semua kritik yang dilontarkan adalah suatu kebenaran. Tapi kritik itu adalah suatu harapan yang lebih baik. “Jadi ini masih pada langkah yang wajar. Di beberapa negara militer bisa melakukan kudeta,” ujarnya.
Kolonel Adjie menulis opini berjudul ‘Pemimpin, Keberanian, dan Perubahan’ di halaman opini harian Kompas yang mengkritik kepemimpinan Presiden SBY. Adjie menguraikan mengenai seorang pemimpin ideal dengan upaya pemberantasan korupsi yang tak kunjung tuntas. Dia menulis Indonesia sudah dipimpin oleh 5 presiden yang masing-masing mempunyai ciri kepemimpinan tersendiri.
“Namun sayang hingga presiden keenam (SBY) ada hal yang buruk yang belum berubah yaitu perilaku korup para elite negeri. Akankan korupsi menjadi warisan abadi? Saatnya SBY menjawab,” tulis Adjie.
inilah/rif