News
Senin, 6 September 2010 - 11:59 WIB

Philipina tembak buron teroris rekan Dulmatin

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Philipina-– Aparat kepolisian Philipina terlibat baku tembak dengan anggota kelompok militan Abu Sayyaf di Sulu, Philipina, Minggu 5 September 2010. Sedikitnya tiga orang dikabarkan luka, beberapa lainnya luka-luka.

Juru bicara Kepolisian Nasional Philipina, Agrimero Cruz mengatakan, penggerebekan komando khusus terhadap unit Abu Sayyaf yang diduga kuat membantu militan asing jaringan Jamaah Islamiyah di Pulau Jolo, memicu aksi saling serang.

Advertisement

Ditambahkan dia, sebelumnya laporan intelijen menyebutkan, regu tembak Abu Sayyaf melindungi Marwan — anggota JI kelahiran Malaysia yang diduga kuat bertanggung jawab meningkatkan teknik perakitan bom.

“Mereka menewaskan Gafur Jumdail, dan dua anggota Abu Sayyaf lainnya,” kata Cruz. Namun, tak ada tanda-tanda keberadaan Marwan selama serangan, kata dia seperti dimuat laman ABS-CBN News, Senin (6/9).

Gafur Jumdail adalah saudara dari Abu Jumdail — salah satu pemimpin operasional atas Abu Sayyaf yang kepalanya dihargai US$ 100 ribu oleh Amerika Serikat.

Advertisement

Unit yang dipimpin Jumdail diyakini bertanggungjawab atas penculikan kru televisi lokal pada 2008, yang dibebaskan setelah dilaporkan membayar uang tebusan. Juga atas penyerbuah konvoi polisi yang menewaskan kepala kepolisian lokal dan sejumlah polisi.

Abu Sayyaf adalah kelompok militan yang dianggap bertanggungjawab atas aksi teroris terburuk di Philipina, termasuk pengeboman sebuah kapal feri yang menewaskan 100 orang di Teluk Manila pada 2004.

Pemerintah Amerika juga memburu kelompok ini setelah dua warga Amerika yang sedang berlibur di Filipina tewas.

Advertisement

Analis terorisme asing, baik dari Philipina dan asing mengatakan JI telah menyusup ke Abu Sayyaf. Sekitar 30 orang asing diketahui melatih kelmpok ini sampai tahun lalu.

Selain Marwan, anggota JI level atas, Dulmatin dan Umar Patek juga diketahui melatih kelompok ini. Keduanya adalah buronan polisi Indonesia karena diduga terkait Bom Bali 2002.

Dulmatin telah tewas dalam penggerebekan Maret lalu, namun Patek diduga masih berada di Philipina Selatan.

vivanews/rif

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif