Soloraya
Senin, 6 September 2010 - 21:29 WIB

Meliput arus mudik di terminal, wartawan foto diintimidasi petugas

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Beberapa pewarta foto media cetak dan online yang hendak meliput suasana arus mudik Lebaran di Terminal Tirtonadi Solo dua hari terakhir ini mengalami peristiwa tidak menyenangkan akibat perlakuan petugas di terminal yang tidak kooperatif.

Mereka sempat adu mulut dan nyaris bentrok dengan petugas di terminal. Ada sejumlah petugas di terminal mengintimidasi dan menghalang-halangi mereka untuk mengambil foto di terminal tersebut.

Advertisement

Pewarta foto SOLOPOS, Sunaryo Haryo Bayu, mengemukakan kejadian tidak menyenangkan itu dialaminya Senin (6/9). Sunaryo menuturkan peristiwa itu bermula saat dirinya hendak mengambil foto arus mudik di terminal pada sore hari.

”Saya sudah minta izin dan membawa ID card (kartu identitas diri). Begitu sampai di pintu masuk bus, saya melihat momentumnya tepat sehingga saya langsung mengambil foto,” ujarnya.

Setelah mengambil beberapa foto, tiba-tiba salah seorang petugas datang menghampirinya. Dengan nada kasar, petugas tersebut meminta dengan keras agar Sunaryo meminta izin petugas. Sunaryo pun memberontak lantaran terminal adalah tempat umum.

Advertisement

Petugas itu pun langsung menggiring pewarta foto SOLOPOS itu ke ruang informasi. Petugas itu memaksa agar seluruh file foto yang ada di dalam memori kamera dihapus.

“Saya tidak terima, sebab gambar yang sudah saya ambil tentu tidak boleh dihapus. Petugas tersebut malah menantang saya berkelahi. Saya berani saja <I>lha wong<I> tidak salah,” terangnya.

Sunaryo mengatakan sempat beradu mulut dengan petugas itu. Yang paling parah, petugas tersebut membenturkan kepala pada kepalanya. Pewarta foto Antara, Akbar, membenarkan adanya peristiwa yang sama yang dialami beberapa pewarta foto di terminal tersebut. “Dua hari sebelumnya juga pernah. Padahal kami di sana sedang menjalankan tugas dan tidak seharusnya mereka menghalang-halangi karena terminal adalah milik publik,” kata Akbar.

Advertisement

pso/sry

Advertisement
Kata Kunci : Intimidasi Wartawan
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif