Hal itu dikemukakan Kepala BPS Solo, Toto Desanto ketika ditemui wartawan di Balaikota Solo, Jumat (3/9). “Kami akan terjunkan beberapa petugas untuk memantau di terminal guna mengecek tarif bus yang diterapkan oleh PO-PO selama arus mudik dan arus balik. Hal itu untuk memastikan apakah tarif yang dikenakan sudah sesuai batas atas tuslah yang ditentukan pemerintah atau belum. Kalau ternyata diketahui tidak sesuai, kami akan segera mengecek untuk menentukan data inflasi,” papar Toto.
Toto mengatakan tarif yang menjadi sasaran pantauan BPS hanyalah bus. Sedangkan kereta api (KA) ataupun pesawat terbang, tidak. Sebab menurut dia, tarif bus cenderung tidak dapat dikontrol pemerintah meskipun sudah ada penentuan tarif batas atas.
Terkait hal tersebut, Toto mengatakan PS akan mencatat perubahan harga tarif sesuai kondisi di lapangan dalam rangka mengetahui tingkat daya beli masyarakat. Perubahan tarif bus selama Lebaran, dijelaskan Toto akan dipantau mulai H-7 hingga H+7 Lebaran karena masih masuk inflasi bulan September 2010.
Lebih lanjut, Toto mengatakan sebelumnya kelompok transportasi tidak berpengaruh cukup besar dalam penimbang inflasi. Akan tetapi, pemberlakukan tuslah pada saat arus mudik dan arus balik diprediksi meningkatkan inflasi. “Meski tidak begitu besar andil dalam inflasi, tetapi kalau perubahan harga bus tinggi akan berpengaruh signifikan dalam inflasi,” tegasnya.
sry