Wonogiri (Espos)–Harga sembilan bahan kebutuhan pokok (Sembako) di sejumlah pasar tradisional di Wonogiri bagian timur menjelang Lebaran ini relatif stabil. Namun, suplai bahan bakar minyak (BBM) yang sering terlambat cukup mengkhawatirkan.
Pasalnya, keterlambatan ini bisa mengakibatkan tidak lancarnya arus transportasi Sembako, yang berimbas terhadap harga Sembako. Terkait itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Wonogiri, Edi Sutopo meminta Pertamina segera mengatasi permasalahan BBM tersebut.
Edi, yang saat ditemui wartawan, Rabu (1/9) siang, baru kembali dari mendampingi Bupati Wonogiri H Begug Poernomosidi melakukan inspeksi di dua pasar tradisional, Bulukerto dan Slogohimo itu mengatakan salah satu faktor kunci yang menentukan lonjakan harga Sembako adalah stok BBM.
“Kalau stok BBM aman, niscaya harga Sembako akan stabil, karena distribusi dan ketersediaan Sembako juga lancar. Tapi kenyataannya, belakangan ini, SPBU di Wonogiri sering sekali kehabisan stok karena pasokan datang terlambat,” ungkap Edi.
Mengenai hasil pemantauan harga di dua pasar itu, Edi mengatakan sejauh ini masih stabil karena stok dan distribusinya lancar. Dia mencontohkan harga beras kualitas paling rendah masih Rp 4.800/kg, sedangkan kualitas paling bagus harganya Rp 6.000/kg.
Sementara itu, mengenai suplai BBM, Ketua Paguyuban Pengelola SBPU se-Wonogiri, Mulyadi, saat dihubungi Espos, Rabu, mengakui belakangan ini stok BBM di SPBU memang sering habis. Namun, hal itu bukan karena keterlambatan distribusi, melainkan karena adanya lonjakan permintaan BBM.
shs