Demikian seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (28/7). Gomes pun disambut 19 orang sanak saudaranya saat tiba. Baik Carter maupun Gomes, tak berbicara sepatah kata pun kepada wartawan. Mereka hanya mengacungkan jempolnya masing-masing.
Gomes yang memakai polo shirt tampak menunduk dan dilaporkan sedang sakit dan dalam perawatan. Dalam pernyataan keluarga Gomes, 8 bulan masa penahanan Gomes sudah termasuk ‘masa yang panjang, gelap dan susah’. Keluarga Gomes pun berterima kasih tak hingga kepada Carter.
Sebelumnya seorang pejabat AS telah mengatakan, Carter akan pergi ke Korut untuk misi kemanusiaan pribadi guna mengupayakan pembebasan Aijalon Mahli Gomes, warga AS yang telah dijatuhi hukuman delapan tahun kerja paksa di Korut karena memasuki Korut dari China secara ilegal.
Bulan lalu, media pemerintah Korut memberitakan Gomes telah mencoba bunuh diri karena putus asa.
Kunjungan Carter ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea menyusul serangan torpedo yang menenggelamkan kapal perang Korsel pada Maret lalu. Pemerintah Korsel menuding Korut sebagai pelaku serangan tersebut. Buntutnya, Washington pun mengumumkan sanksi yang lebih luas terhadap Pyongyang.
Mantan Presiden AS Bill Clinton tahun lalu melakukan misi kemanusiaan serupa ke Korut. Clinton berhasil mendapatkan persetujuan Korut untuk membebaskan dua jurnalis AS. Keduanya ditahan atas tuduhan masuk secara ilegal ke Korut.
Kunjungan Clinton tersebut kemudian diikuti dengan dialog antara Pyongyang dan Washington guna menghentikan serangkaian provokasi oleh Korut.
dtc/rif