SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Sukoharjo (Espos)–Jajaran Serikat Pekerja Nasional (SPN) Sukoharjo mengaku tidak cemas dengan nasib buruh yang bekerja di perusahaan besar terkait pemberian tunjangan hari raya (THR).
“Kalau komitmen perusahaan besar dalam membayar THR tidak kami cemaskan. Yang membuat kami khawatir justru nasib buruh yang bekerja di perusahaan menengah dan perusahaan kecil,” jelas salah satu pengurus SPN Sukoharjo, Sukarno kepada Espos.
Karno menambahkan, berdasarkan pantauan SPN sebelum ini banyak perusahaan menengah dan kecil yang statusnya tidak wajib lapor.
“Kami amati data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), ada 200 lebih perusahaan yang tidak masuk data Disnakertrans sebagai perusahaan wajib lapor. Perusahaan-perusahaan inilah yang seharusnya dipantau lebih cermat oleh Disnakertrans,” ujarnya.
Selama ini, Karno menuturkan, perusahaan yang tidak memenuhi kewajiban membayar THR adalah perusahaan yang statusnya tidak wajib lapor. Oleh sebab itu dalam pantauan THR nanti, SPN minta diprioritaskan kepada perusahaan-perusahaan itu.
Terpisah, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sukoharjo menyatakan siap membayar tunjangan hari raya (THR) untuk buruh maksimal sepekan sebelum hari kebesaran umat muslim tersebut datang.
Hal itu ditegaskan Sekretaris Apindo, Ismail Hidayat ketika dijumpai sebelum rapat pembahasan THR di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Senin (23/8).
Ismail menyatakan, sebanyak 70 perusahaan yang tergabung dalam Apindo siap membayar THR buruh pada bulan depan.
“Sebanyak 70 perusahaan yang tergabung dalam Apindo siap membayar THR buruh untuk Idul Fitri nanti. Komitmen ini akan kami sampaikan dalam rapat dengan Disnakertrans yang akan digelar sebentar lagi,” ujarnya.
aps