News
Senin, 23 Agustus 2010 - 14:26 WIB

Afrika perangi peredaran obat palsu via SMS

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Peredaran obat palsu di wilayah Afrika terbilang mengkhawatirkan. Untuk kasus obat Malaria misalnya, 30 persen di antaranya dilaporkan merupakan produk palsu.

Alhasil, bukannya menyembuhkan, obat tersebut malah menjadi pencabut nyawa bagi si pasien. Dilatarbelakangi oleh kekhawatiran tersebut, sejumlah pemerintah di negara Afrika pun mulai berbenah dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu solusi yang siap dijalankan adalah sebuah proyek bernama mPedigree.

Advertisement

Cara kerja layanan yang dikembangkan oleh seorang entrepreneur asal Ghana bernama Bright Simons ini sekilas memang sederhana. Sebab hanya memanfaatkan SMS alias pesan singkat dari telepon genggam untuk mengecek keaslian suatu obat.

Jadi nantinya jika ada warga yang ragu akan keaslian obat yang ingin dikonsumsinya, maka ia bisa mengecek obat tersebut lewat mPedigree. Kirimkan saja nama dan nomor registrasi obat yang ingin diselidikinya, tak lama kemudian ia pun bakal mendapat SMS balasan mengenai obat tersebut.

Informasi yang dikirimkan mulai dari keabsahan obat tersebut, perusahaan apa yang membuatnya, hingga tanggal kadaluarsanya. Diharapkan, dengan solusi ini tak ada lagi warga Afrika yang menjadi korban obat palsu.

Advertisement

Dikutip dari Cellular News, Senin (23/8), mPedigree sendiri saat ini sudah diujicoba di Nigeria. Untuk awalnya, pemerintah Nigeria mengkhususkan layanan ini untuk peredaran obat Malaria.

Maklum saja, sebab obat Malaria palsu menjadi salah satu obat yang paling banyak memakan korban. Jumlahnya pun tak tanggung-tanggung, yakni sudah ada sekitar 700.000 korban yang meregang nyawa lantaran mengkonsumsi obat Malaria dan Tubercolusis palsu ini di Afrika.

“Makanya dengan sistem ini, masyarakat diharapkan akan lebih percaya dengan obat yang akan dikonsumsinya,” ujar Julian Harris, peneliti dari International Policy Network.

Advertisement

dtc/ tiw

Advertisement
Kata Kunci : Afrika
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif