Wonogiri (Espos)–Sebanyak empat dari lima fraksi DPRD Kabupaten Wonogiri mendesak pembangunan panggung seni budaya di ujung utara Lapangan Giri Krida Bakti dihentikan. Pembangunan itu dinilai lebih banyak mendatangkan masalah daripada manfaat.
Keempat fraksi tersebut adalah Fraksi Partai Golkar (FPG), Fraksi Partai Demokrat (FPD), Fraksi Amanat Persatuan Indonesia (FAPI), dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS). Hanya satu fraksi yaitu PDIP yang mendukung pembangunan itu.
Di sisi lain, Bupati Wonogiri H Begug Poernomosidi selaku pemrakarsa pembangunan panggung itu meminta pihak-pihak terkait agar tidak mempolitisasi pembangunan tersebut. Dia menegaskan tidak ada kaitan antara pembangunan panggung itu dengan kepentingan politik.
Begug mengatakan bisa saja pembangunan itu dihentikan. “Tapi tolong dilihat dulu. Di Wonogiri ini ada tiga proyek yang didanai pihak ketiga, yaitu ‘waterboom’, ‘islamic center’ dan panggung. Kalau panggung ini dihentikan, apa yang dua lainnya itu juga harus dihentikan?” ujar Begug, saat ditemui wartawan seusai rapat paripurna di Gedung DPRD, Senin (23/8).
Lebih lanjut, kalau memang pembangunan itu tidak disetujui, Begug mengajak agar hal itu disikapi bersama. Namun dia tidak memberikan penegasan apakah pembangunan itu dilanjutkan atau dihentikan.
Juru bicara FAPI, Suratno, saat menyampaikan pandangan fraksi terhadap Raperda APBD Perubahan dalam sidang paripurna, Senin, mendesak agar pembangunan dihentikan. Alasannya, dari sisi sosiologis, teknis dan estetika, lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya.
“Banyak kasus di daerah lain di mana panggung hiburan berubah menjadi kamar-kamar maksiat gratis. Kami tahu maksud Bupati baik, membangun tanpa membebani APBD. Ya monggo kalau mau membangun asal sesuai prosedur dan aspirasi masyarakat,” jelas Suratno.
Anggota FPDIP, yang juga Ketua Komisi C DPRD, Catur Winarko mengatakan kalau sudah jelas pemanfaatan panggung itu untuk kepentingan umum, mestinya tidak perlu dipersoalkan.
shs