Solo (Espos)–Stok di sejumlah agen elpiji 3 kilogram berlebih. Sehingga, ada beberapa perilaku agen yang akhirnya melakukan distribusi elpiji 3 kilogram dengan sedikit menyimpang.
Jumlah stok yang berlebih itu disebabkan adanya penambahan alokasi elpiji 3 kilogram dari Pertamina sampai 100% di masing-masing agen.
Padahal, rencana yang pernah disampaikan ada penambahan alokasi fakultatif sebesar 25% dan 50% pada akhir pekan.
Perhitungan alokasi tambahan elpiji 3 kilogram selama bulan Puasa yang
sebelumnya disepakati Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas
(Hiswana Migas) Solo dan juga direncanakan Pertamina, meleset.
Wakil Koordinasi Pengawas Rayonisasi Elpiji 3 kilogram Hiswana Migas
Solo, Pandu, saat ditemui Espos di kantor Hiswana Migas, Jumat (20/9), menyampaikan indikasi penyimpangan distribusi itu terjadi di wilayah Sukoharjo.
“Ada agen yang mengalami stok berlebih, dan dari pada diduga menimbun, akhirnya mendistribusikan elpiji tersebut ke pangkalan-pangkalan tidak resmi dan terjadi deviasi distribusi. Tapi ini baru indikasi,” tutur Pandu.
Pengurus Hiswana Migas, Andi Firman, pun menyampaikan demikian. Tren
penjualan elpiji 3 kilogram pada bulan Puasa ini di luar prediksi.
Bahkan, berbeda dengan pola konsumsi minyak tanah, yang setiap bulan
Puasa atau dari awal bulan Puasa sudah mengalami peningkatan sekitar 10%.
Dengan penambahan alokasi fakultatif elpiji 3 kilogram, diakui Andi, ada
beberapa agen yang keberatan. Karena penambahannya mencapai 100%.
“Tadi (hari ini-red) kami sudah sampaikan ke Pertamina khususnya Gasdom
Regional II, agar saat akan melakukan penambahan alokasi elpiji 3 kilogram, Hiswana Migas diajak bicara dulu. Dan katanya, penambahan itu dilakukan sebagai cadangan antisipasi lonjakan konsumsi menjelang Lebaran.”
haw