Soloraya
Jumat, 20 Agustus 2010 - 13:46 WIB

Pemkab gusur pedagang non paguyuban, jika nekat berjualan

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Espos)–Tim Pemkab Karanganyar tak main-main kepada pedagang yang membandel. Bahkan tim mengancam menggusur pedagang non anggota paguyuban yang nekat berjualan di kompleks Pasar Jumat, mulai pekan depan. Langkah itu guna menjaga ketertiban pasar setempat yang dirancang untuk pasar wisata.

Penegasan itu disampaikan Kepala Kantor Satpol Pamong Praja (Satpol PP), Widarbo Basuki, dan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Karanganyar, Sundoro, Jumat (20/8) seusai penertiban Pasar Jumat. Mereka mengemukakan, pedagang Pasar Jumat dibatasi agar jumlahnya tidak semakin membludak.

Advertisement

“Hari ini sebatas sosialisasi dan diberikan toleransi bagi pedagang non paguyuban, terkecuali yang berjualan di Alun-alun, mereka tetap kami suruh pergi. Tapi batas waktunya juga hanya sampai pekan ini, Jumat yang akan datang tidak sudah boleh lagi, kalau nekat terpaksa harus digusur,” tegas Widarbo ditemui wartawan di sela-sela sosialisasi dan pemantauan Pasar Jumat, kemarin.

Dia menyatakan, sesuai yang terdaftar, jumlah pedagang Pasar Jumat tercatat sebanyak 234 orang. Namun dari keseluruhan pedagang tersebut, saat ini yang telah mendapat tenda untuk tempat berjualan baru sebanyak 131 orang. Sisanya akan diberikan dalam waktu dekat ini dan untuk keamanan selama belum bertenda akan diberikan surat keterangan telah mendaftar.

Kepala Disperindagkpp & UMKM, Sundoro, menyatakan hal serupa. Dia mengatakan pedagang-pedagang di luar keanggotaan Paguyuban Pedagang Pasar Tani Jumat Pagi (Papatajumpa) selaku organisasi resmi pedagang Pasar Jumat secara tegas dilarang berjualan. Kebijakan itu, kata dia, diterapkan demi ketertiban dan upaya pengembangan Pasar Jumat dalam jangka panjang.

Advertisement

“Selain itu, dalam kegiatan petugas juga mengingatkan pedagang paguyuban agar tidak menambahkan penutup di tenda masing-masing. Pasalnya kalau dibiarkan kesannya menjadi kumuh,” sambungnya.

try

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif