News
Kamis, 19 Agustus 2010 - 20:36 WIB

Warga minta Pantai Samas bebas dari prostitusi

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bantul--Warga Desa Srigading, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meminta kawasan Pantai Samas bebas dari prostitusi, minuman keras dan premanisme.

“Kami meminta penghuni di sekitar pantai harus membersihkan objek wisata ini dari perbuatan negatif agar citra Samas pulih kembali,” kata Kepala Dusun Ngepet, Desa Srigading, Dalijo di Bantul, Kamis (19/8).

Advertisement

Ia mengatakan permintaan dilakukan warga sekitar Pantai Samas yang terdiri atas beberapa dusun, antara lain Dusun Ngepet, Tegalsari, Tegalrejo, Baran, Cetan, Karangsuwung dan Soge Sanden.

Menurut dia, warga merasa tidak nyaman melihat kondisi kawasan Pantai Samas memiliki kesan negatif yang dapat membuat wisatawan enggan berkunjung ke pantai ini.

Advertisement

Menurut dia, warga merasa tidak nyaman melihat kondisi kawasan Pantai Samas memiliki kesan negatif yang dapat membuat wisatawan enggan berkunjung ke pantai ini.

“Kami minta penghuni di sekitar kawasan pantai segera membersihkan dari kesan negatif, setidaknya hingga 5 September 2010 karena kalau tidak warga akan melakukan ‘sweeping’ dan melakukan pengusiran,” kata Dalijo.

Menurut dia, pantai Samas selama ini dikenal sebagai salah satu kawasan yang berkonotasi negatif, bahkan sejak puluhan tahun lalu kawasan ini dikenal sebagai kawasan prostitusi dan minuman keras.

Advertisement

Dalijo mengatakan pihaknya prihatin dengan perkembangan Pantai Samas yang memiliki kesan negatif, karena itu warga bertekad  membersihkan kawasan pantai dari hal-hal yang negatif.

Dia mengaku warga telah memperingatkan pelaku prostitusi untuk meninggalkan pantai, namun peringatan tidak ditanggapi, bahkan kini praktik tersebut semakin menjadi-jadi karena mereka menyatu dengan warga setempat.

“Terakhir kami melakukan dialog pada 15 Mei 2010 namun hingga kini mereka masih ada, apalagi saat ini bulan puasa, maka kami ingatkan agar mereka jangan buka praktik lagi,” katanya.

Advertisement

Dijelaskan dia, sebagian besar penduduk Samas merupakan pendatang yang sengaja berbuat negatif. Justru warga setempat yang terdiri atas dua RT, yaitu RT 63 dan RT 64 semakin tergusur karena tidak mendapatkan lahan mencari nafkah.

“Awalnya, sebagian besar warga Samas menggantungkan hidupnya dari berjualan karena wilayah mereka menjadi tujuan wisatawan. Namun karena semakin hari jumlah pengunjung semakin berkurang maka mereka  bekerja seadanya,” katanya.

Dia mengemukakan sebagian besar warga Samas setuju dengan penghapusan prostitusi dan minuman keras, hanya sebagian kecil yang menentangnya.

Advertisement

“Dari sebanyak 46 kepala keluarga yang tinggal di sekitar kawasan, hanya sebagian kecil yang kontra dengan kebijakan pembersihan citra Pantai Samas,” katanya.

Warga sengaja mendatangi setiap rumah di kawasan Pantai Samas untuk memberikan sosialisasi kebijakan dengan menempelkan pamflet larangan berbuat negatif,” katanya.

Ant/nad

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif