Boyolali (Espos)--Diduga depresi karena sering diejek, seorang ayah muda, Loso, 21, bertindak sadis. Warga Desa Kayen Baru RT 25/RW I, Juwangi, Boyolali itu tega menghabisi anak kandungnya, Roy Sandika yang baru berusia 18 hari, Minggu (15/8).
Bayi malang tersebut tewas setelah digorok lehernya dengan menggunakan celurit. Keterangan yang dihimpun, Minggu, menyebutkan pembunuhan sadis tersebut terjadi Minggu petang sekitar pukul 17.00 WIB.
Ketika itu, isteri Loso, Sunarti, 24, beserta anggota keluarga yang lain kebingungan lantaran anaknya yang baru dilahirkan beberapa hari menghilang.
Ketika itu, Loso mengaku anaknya dibawa orang gila. Kejadian tersebut langsung mengundang perhatian warga. Mereka berdatangan dan membantu melakukan pencarian secara bersama-sama. Namun, setelah beberapa menit, kakek bayi, Mbah Marmo curiga karena celurit miliknya hilang satu.
Ketika itu, Loso mengaku anaknya dibawa orang gila. Kejadian tersebut langsung mengundang perhatian warga. Mereka berdatangan dan membantu melakukan pencarian secara bersama-sama. Namun, setelah beberapa menit, kakek bayi, Mbah Marmo curiga karena celurit miliknya hilang satu.
Kecurigaan warga semakin bertambah saat celurit ditemukan di bawah kolong tempat tidur namun dalam keadaan berlumuran darah.
Seketika itu juga warga langsung menginterogasi Loso.
Sebab kali terakhir sebelum menghilang, bayi tersebut dititipkan Sunarti pada suaminya. Sunarti sendiri saat itu diminta pergi oleh Loso mencari obat batuk ke bidan desa yang berjarak satu kilometer dari rumahnya.
Salah seorang warga setempat, Ikhsan mengatakan, Loso selama ini dikenal tertutup. Menurutnya, Loso diduga tega menghabisi nyawa anaknya lantaran tertekan.
“Dia pernah cerita kepada tetangga kalau terlibat masalah dengan mertuanya. Dia juga sepertinya tertekan karena sering diejek oleh tetangga,” ujarnya ketika dihubungi, Minggu.
Dia mengatakan, kondisi Roy saat ditemukan sangat mengenaskan. Seusai kejadian, Loso langsung digelandang jajaran Polsek Juwangi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Loso langsung dibawa polisi, sementara bayinya juga dibawa untuk dioutopsi,” ujarnya.
Camat Juwangi Sri Prihastoro ketika dikonfirmasi mengaku telah menerima laporan kejadian pembunuhan tersebut. “Dari laporan yang saya terima seperti itu, bayi tewas digorok oleh bapaknya sendiri, petugas kecamatan langsung mengecek ke lokasi,” ujarnya.
Sementara Kasi Trantib Juwangi Prapto Rejeki mengatakan, meski cukup menggegerkan namun warga di wilayah setempat tidak berbuat anarkis.
“Warga di sini sudah sadar hukum dan menyerahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian,” ujarnya.
Kapolsek Juwangi AKP Nurul Huda belum bisa dikonfirmasi.
ufi/JIBI/SOLOPOS