Usai merebut Trofi Beckenbauer dengan mengalahkan Munchen lewat adu penalti, pelatih yang baru merebut treble bersama Inter Milan itu mengungkapkan tahapan awal kariernya di Santiago Bernabeu.
Mentalitas menjadi perhatian utama, ini dibuktikannya saat berhasil membawa Nerazzurri merebut trofi Liga Champions musim lalu.
“Masalah utama yang harus diatasi adalah ketakutan psikologis yang mempengaruhi tim-tim melawan Barcelona. Kami (Inter) berhasil mengatasinya saat pertemuan di Liga Champions dan kami menang,” terang The Special One, seperti dilansir Goal.com.
Mourinho kemudian berbicara mengenai bintangnya, Cristiano Ronaldo. “Keinginan Cristiano untuk terus berkembang setiap hari sungguh luar biasa, saya tak mungkin menuntut lebih dari apa yang ia tunjukkan setiap hari,” ungkapnya.
Setelah dua musim tanpa gelar, Mourinho diharapkan bisa membawa Madrid kembali ke masa keemasan, berjaya di kancah domestik maupun internasional. Sejauh ini, Mourinho belum pernah mengecewakan tim-tim yang pernah ditanganinya.
Dua tahun bersama Porto, Mourinho menghadirkan dua gelar liga domestik, satu gelar Piala Portugal, satu Liga UEFA sebelum menutupnya dengan Liga Champions dan hijrah ke Chelsea.
Tiga musim di Inggris, meski gagal di kancah Eropa, Mourinho menghadirkan dua gelar Liga Primer, dua Piala Liga, dan satu Piala FA.
Dianggap gagal karena hanya menghadirkan gelar Piala Liga dan Piala FA, pelatih asal Portugal ini kemudian melanjutkan kariernya di Italia. Di Negeri Pizza itu, dia menghadirkan gelar Seri A di musim pertama dan treble di musim keduanya bersama Inter.
inilah/nad