Solo (Espos)–Pemudik yang memanfaatkan moda transportasi bus dari Jakarta-Solo pada musim lebaran tahun ini diprediksi hanya akan mengalami peningkatan 5% jika dibandingkan dengan musim lebaran tahun lalu.
Sementara itu, mulai H-10 armada bus rata-rata sudah mulai bertolak ke Jakarta menjemput para pemudik. Kendati, puncak arus mudik biasanya baru terjadi pada H-7.
Demikian disampaikan Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Solo, Joko Suprapto, saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Kamis (12/8).
Dari Organda pun memperingatkan kepada semua armada, untuk memenuhi batas toleransi penambahan jumlah penumpang. Meskipun terjadi ledakan jumlah pemudik dari Jakarta, pihaknya berharap, armada terutama armada kelas ekonomi bersedia menambah jumlah penumpang sebesar 10% saja dari kapasitas tempat duduk.
Jika kapasitas tempat duduk bus ekonomi berkisar 50 tempat duduk, maka diharapkan hanya membawa lima penumpang tambahan saja. Karena, jika melebihi batas toleransi armada tersebut terancam sanksi termasuk pencabutan trayek.
“Sanksi paling berat adalah pencabutan trayek itu. Memang dari pengalaman sebelumnya, kejadian di lapangan selalu lain,” tutur Joko.
Joko mengatakan, kekuatan armada bus antar kota antar provinsi (AKAP) dari Solo ada sembilan perusahaan otobus (PO) dengan 309 armada. Dan hingga kemarin, dari Organda mengatakan bahwa tidak ada satupun PO yang menambah jumlah armadanya khusus untuk lebaran ini.
haw