News
Jumat, 13 Agustus 2010 - 12:37 WIB

Jika GMT pindah ke Makkah, hari dan tanggal berubah

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Arab Saudi berambisi menggeser Greenwich Mean Time (GMT) sebagai pusat waktu dunia seiring dirampungkannya jam terbesar di menara Abraj Al-Bait di Makkah. Apa efeknya jika Arab Saudi jadi pusat waktu dunia?

Sejak 125 tahun lalu, komunitas internasional telah menyepakati Greenwich sebagai wilayah yang dijadikan ukuran awal waktu dunia, karena disepakati sebagai titik nol derajat garis bujur.

Advertisement

Apa yang terjadi jika nol derajat garis bujur pindah ke Makkah? “Kalau misalkan titik nol (bujur) di Makkah, kemungkinan garis batas tanggalnya akan bergeser,” ujar profesor riset astronomi dan astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin. Hal itu dikatakan Thomas, Jumat (13/8).

Thomas memaparkan, penentuan garis bujur yang titik nolnya di Greenwich merupakan konvensi internasional. Dari situ kemudian dunia ini dibagi 360 garis bujur dan menjadi rujukan penentuan waktu dunia.

Kalau garis bujur nol itu bergeser, maka sistem waktu, penanggalan dan hari juga bergeser. “Kalau mirip GMT, berpotensi hari dan tanggal akan bergeser menuju wilayah yang kemungkinan tidak seperti garis tanggal internasional. Wilayah yang terpotong garis tanggal (tepat 180 derajat garis bujur) adalah wilayah lautan bukan daratan, bukan wilayah berpenduduk,” jelas Thomas.

Advertisement

Pemerintah Arab Saudi sedang merampungkan proyek ambisius untuk menggeser Greenwich Mean Time (GMT) sebagai pusat waktu dunia. Sebuah menara jam raksasa yang lima kali lebih besar dari Big Ben di London sedang dibangun di kota Makkah.

Menara jam ini berbentuk kubus empat sisi. Diameter jam mencapai 40 meter, mengalahkan jam terbesar sebelumnya yang menjadi atap Cevahir Mall di Turki dengan diameter 35 meter.

Waktu yang digunakan oleh jam tersebut adalah Arabia Standard Time, tiga jam lebih dulu jika dibandingkan dengan GMT (GMT+3).

Advertisement

Bagi Arab Saudi, Makkah dianggap lebih tepat sebagai episentrum dunia. Kota suci umat muslim tersebut diklaim sebagai wilayah tanpa kekuatan magnetik oleh peneliti Mesir seperti Abdel-Baset al-Sayyed.

“Itulah mengapa ketika seseorang berpergian ke Makkah atau tinggal di sana, mereka tinggal lebih lama dan lebih sehat karena hidupnya lebih sedikit dipengaruhi oleh gravitasi,” jelas al-Sayyed.

dtc/ tiw

Advertisement
Kata Kunci : GMT
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif